Ekbis  

Mei 2020, Inflasi Jatim 0,18 Persen

Mei 2020, Inflasi Jatim 0,18 Persen

Pada Mei 2020 dari sebelas kelompok pengeluaran, lima kelompok memberikan andil/ sumbangan inflasi, dua kelompok memberikan andil/sumbangan deflasi, dan empat kelompok memberikan andil terhadap inflasi/deflasi yang sangat kecil.

Bagi kelompok pengeluaran yang memberikan andil terhadap inflasi, yaitu pakaian dan alas kaki sebesar 0,01 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,01 persen, kesehatan sebesar 0,01, transportasi sebesar 0,20 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,01 persen.

Kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan deflasi, yaitu makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,03 persen dan perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,02 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil terhadap inflasi/deflasi yang sangat kecil yaitu perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya; dan kelompok pendidikan.

Sementara tingkat inflasi tahun kalender Mei 2020 sebesar 0,86 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2020 terhadap Mei 2019) sebesar 1,83 persen. Jika dibandingkan tingkat inflasi tahun kalender (Januari – Mei) 2020 di 8 kota IHK Jawa Timur, sampai dengan bulan Mei 2020 Sumenep merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi, yaitu mencapai 1,26 persen, sedangkan kota yang mengalami inflasi tahun kalender terendah adalah Malang yang mengalami inflasi sebesar 0,44 persen.

Selama Mei 2020, dari 6 ibukota provinsi di Pulau Jawa, empat kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Yogyakarta sebesar 0,22 persen, kemudian diikuti Surabaya 0,21 persen, Semarang 0,10 persen, dan Serang sebesar 0,05 persen. Sedangkan ibukota yang mengalami deflasi yaitu DKI Jakarta sebesar 0,02 persen dan Bandung sebesar 0,25 persen.

Inflasi tahun kalender (Januari – Mei) 2020 menunjukkan seluruh ibukota provinsi di Pulau Jawa mengalami inflasi. Inflasi tahun kalender ibukota provinsi di Pulau Jawa tertinggi terjadi di Serang sebesar 1,30 persen, diikuti DKI Jakarta 1,12 persen, Bandung 0,90 persen, Surabaya 0,89 persen, Yogyakarta 0,72 persen, dan Semarang sebesar 0,58 persen.(kom/guh)