Dalam menentukan kawasan yang di rapid test, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini tidak serta merta begitu saja. Sebelum dilakukan rapid test, ia memastikan melihat data terlebih dahulu. Pasalnya jika terdapat daerah dengan jumlah warga yang terkonfirmasi Covid-19 cukup banyak maka di situ akan dilakukan rapid test serentak.
“Jadi setelah saya lihat data, yang banyak dimana? oke di situ dilakukan rapid test,” jelasnya.
Presiden UCLG Aspac ini juga menjelaskan, ada beberapa lokasi yang menurut data tidak terlalu banyak masyarakat yang terkena pandemi ini. Seperti misalnya di daerah Wonokusumo, dari 100 rapid test tidak ditemukan satu pun yang reaktif. “Semua negatif. Artinya yang utama adalah tempat yang kasusnya besar,” ungkapnya.
Menurut dia, meski hasil rapid test ini terbilang tinggi, namun belum tentu hasil swabnya juga demikian. Berdasarkan pengalaman beberapa waktu lalu, ada beberapa kasus yang rapidnya reaktif.
“Tapi saat dilakukan tes swab, bahkan sampai dua kali, hasilnya negatif,” paparnya.
Meski begitu, setiap wilayah memiliki kasus yang berbeda-beda. Terutama daerah yang angka kasusnya besar. Seperti di Manukan, Kedung Baruk dan Wonorejo. (wt)