Standar Asesmen Kompetensi Sama Tesnya dengan UN, tapi Beda Penanganan

Standar Asesmen Kompetensi Sama Tesnya dengan UN, tapi Beda Penanganan

JAKARTA (WartaTransparansi.com) – Sistem standar asesmen kompetensi sama tesnya dengan Ujian Nasional (UN), tapi penanganan setelah asesmen itu berbeda-beda tergantung kebutuhan masing-masing daerah.

Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim.

”Asesmen kompetensi yang akan berubah dari UN itu ada beberapa perbedaan. Yang pertama asesmen kompetensi itu tesnya dilakukan di setiap sekolah di masing-masing jenjang tapi tidak harus seluruh angkatan siswanya mengambil,” ujarnya.

Menurut Nadiem, itu sampling saja dari setiap sekolah, setiap angkatan, dari setiap jenjang SD, SMP, SMA sehingga tidak perlu semua anak di angkatan itu, di-grade itu, mengambil tesnya.

”Jadi sampling saja dan standarnya sama semuanya akan sama. Jadi seperti UN, jadi enggak ada perbedaan dari tesnya,” ungkapnya.

Nadiem menyampaikan bahwa sisi perbedaannya adalah apa yang terjadi setelah selesai melakukan asesmen kompetensi tersebut.

“Penanganan masing-masing daerah tergantung di level mana dia mendapatkan hasil asesmen kompetensi tersebut, di situlah yang akan ada segmentasi dari berbagai macam daerah, daerah yang butuh lebih banyak bantuan, daerah yang butuh pendekatan yang berbeda,” tambahnya.

Ia menjunjung tinggi keberagaman dan walaupun asesmennya standar tapi cara penanganan setelah asesmen itu tidak terstandar karena memang beda-beda semua level daerah, sekolah-sekolah masing-masing juga beda-beda.

Menjawab mengenai literasi, Nadiem sampaikan ada dua hal yang akan dilakukan untuk meningkatkan literasi. Yakni untuk mengubah paradigma dari sisi buku-buku yang diberikan kepada sekolah.

“Yang selama ini buku-buku itu fokusnya adalah kepada paket-paket buku pembelajaran dan kurikulum, sedangkan yang lebih penting lagi adalah untuk mencintai membaca,” ujarnya.

Karena itu, Nadiem sampaikan konten-konten yang dipilih untuk perpustakaan di sekolah-sekolah dan lain-lain itu harus fokus kepada apa yang menyenangkan untuk murid-murid.