JAKARTA – Anggota Komisi XI DPR RI Marwan Cik Asan nmenyoroti laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 dan Outlook Ekonomi 2020 menjadi evaluasi terakhir untuk periode pertama Pemerintahan Presiden Joko Widodo tahun 2014-2019.
Menurutnya, selama lima tahun Pemerintahan ini tidak pernah ada target capaian sesuai dengan apa yang telah disepakati Pemerintah dan DPR RI.
Dari catatan yang saya amati, selama lima tahun pemerintahan ini, tidak pernah mencapai target pertumbuhan ekonomi yang kita sepakati. Bahkan dari paper yang Ibu (Menkeu) buat, saya lihat ada keragu-raguan.
Karena ada proyeksi target ekonomi kita ada yang ditulis 5,1 persen, ada juga yang (ditulis) 5,05 persen,” kata Marwan dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beserta jajarannya, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta
Menurut politisi Partai Demokrat ini, banyak pengamat ekonomi yang menyatakan bahwa ekonomi Indonesia pada tahun 2019 ini mungkin pada akhirnya akan tumbuh di bawah 5 persen.
Hal itu diartikan, resep-resep dan konsep-konsep ekonomi dan APBN yang kita jalankan tidak ada yang efektif dalam mencapai kesepakatan baik yang sudah disepakati di Komisi XI DPR RI, Badan Anggaran, maupun Rapat Paripurna.
Okelah benar, keadaan global semakin tahun semakin tidak berpihak pada kita, tetapi kan ini sudah berlangsung lima tahun. Semestinya kita sudah bisa menemukan apa yang paling tepat untuk Republik ini.
“Kita tahu, pertumbuhan ekonomi kita lebih dari 50 persen didukung dari konsumsi, tetapi sektor ini tidak pernah jadi perhatian kita,” tandas Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI ini.
Lebih lanjut, Marwan menganalisa Belanja APBN 2020, yang paling besar dialokasikan untuk sejumlah sektor diantaranya Pertahanan sebanyak Rp 127 triliun, Infrastruktur sebesar Rp 120 triliun, Kepolisian Rp 90 triliun, dilanjutkan Perdagangan Rp 65 triliun.