Jadi Tempat Perhelatan G-20, Labuan Bajo Dipenuhi Masalah Sampah Hingga Infrastruktur

Jadi Tempat Perhelatan G-20, Labuan Bajo Dipenuhi Masalah Sampah Hingga Infrastruktur
Presiden menjawab wartawan usai memimpin ratas Pengembangan Destinasi Wisata Labuan Bajo di Plataran Komodo Resort, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (20/1/2020).

MANGGARAI BARAT – Masalah infrastruktur, lanskap, sampah, serta kekurangan air baku, menjadi kendala besar dalam upaya pengembangan destinasi wisata Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Karena itu, Presiden Joko Widodo menegaskan, agar masalah-masalah tersebut harus segera diselesaikan, sehingga pada 2023 mendatang perhelatan G-20 dan ASEAN Summit bisa dilaksanakan di Labuan Bajo.

“Semuanya ini kita siapin dan kita harapkan akhir tahun ini selesai sehingga 2021 itu langsung Kementerian Pariwisata bisa promosi besar-besaran,” kata Jokowi menjawab wartawan usai Rapat Terbatas (ratas) membahas Pengembangan Destinasi Wisata Labuan Bajo di Plataran Komodo Resort, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Senin (20/1/2020).

Soal sampah, ia menyampaikan bahwa akan dikirimkan kapal untuk membersihkan dan mulai bulan Februari nanti juga akan bergerak ke bawah laut untuk mengambil sampah.

Meskipun belum banyak, menurut Jokowi, tetapi harus dimulai. Ia menegaskan bahwa jangan sampai ada sampah di Labuan Bajo. “Yang di darat nanti Kementerian PU akan mempersiapkan incenerator dan juga tempat pembuangan sampah akhirnya, dan yang paling penting juga pendidikan masyarakat mengenai budaya sampah,” ujarnya.

Destinasi Premium

Jokowi juga menjelaskan bahwa maksud Labuan Bajo sebagai destinasi premium adalah adanya diferensiasi dengan tempat-tempat yang lain. “Kita harapkan di sini belanjanya lebih besar, stay-nya lebih, tinggalnya lebih lama. Kita harapkan itu. Jadi artinya bukan jumlah turisnya tetapi spending-nya, belanjanya yang lebih banyak. Kira-kira itu,” tambahnya.