Lima Kapal Perang dan 600 Prajurit TNI Siaga di Perairan Natuna

Lima Kapal Perang dan 600 Prajurit TNI Siaga di Perairan Natuna
KRI Teuku Umar 385 yang disiagakan di perairan Natuna.

TANJUNGPINANG – Kapal asing yang dikawal coast guard Cina yang melanggar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna, Kepulauan Riau, sudah berhasil diusir. Untuk pengawasan, telah disiagakan lima kapal perang (KRI Teuku Umar 385 dan KRI Tjiptadi 381), dan 600 personel prajurit TNI.

Seperti disampaikan Kepala Dispen Lantamal IV/Tanjungpinang Mayor Marinir Saul Jamlaay di Tanjungpinang, Sabtu (4/1/2020), sejak beberapa hari lalu sudah ada tiga KRI yang melakukan pengawasan di Natuna. Dan pada Sabut, ditambah lagi dua KRI dari Jakarta.

Menurut Saul, situasi di Natuna saat ini dalam kondisi aman. Seluruh kapal asal Cina sudah diusir dari perairan Natuna. Selain KRI, pengamanan juga dilakukan dengan menggunakan pesawat intai maritim. “Kondisi sekarang landai, sudah aman. Namun, perairan di Natuna tetap dikawal ketat,” tegasnya.

Lantamal IV/Tanjungpinang, katanya, memberi bantuan logistik dalam pelaksanaan operasi pengamanan di Natuna. Lanal Ranai terlibat langsung dalam mengamankan perairan Natuna. “Kalau personel, tidak ada dari Lantamal IV, namun kami membantu logistik,” katanya.

Lima Kapal Perang dan 600 Prajurit TNI Siaga di Perairan Natuna

Sebelumnya, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono, S.E., M.M. memimpin apel gelar pasukan intensitas operasi rutin TNI dalam pengamanan laut Natuna di Paslabuh, Selat Lampa, Ranai, Natuna, Jumat (3/1/2020).

Pasukan yang terlibat dalam apel tersebut berjumlah kurang lebih 600 personel, terdiri dari 1 Kompi TNI AD Batalyon Komposit 1 Gardapati, 1 Kompi Gabungan TNI AL terdiri dari personel Lanal Ranai, unsur KRI Teuku Umar 385 dan KRI Tjiptadi 381, Satgas Komposit Marinir Setengar, serta 1 Kompi TNI AU (Lanud Raden Sadjad dan Satrad 212 Natuna).