“Pak Presiden mengatakan kurang. Nah itu tadi, kemudian di profiling, kita lakukan, kita laksanakan,” jelasnya.
Abdul Halim juga menyampaikan mengenai pembentukan BUMDES Bersama, di mana yang menangani produksi dari hulu sampai hilir dengan baik, dengan melibatkan beberapa BUMDES dalam satu kawasan.
“BUMDES Bersama itu ada di Temanggung, ada di Bali, ada di Bangka Belitung. Nah itu sudah banyak kalau BUMDES Bersama, tetapi kan kawasannya baru bisanya lima desa, sepuluh desa,” terangnya.
Ia menunjuk contoh dari hulu, misalnya padi yang produksinya hanya 3000 ton setelah dilakukan kerja sama antar desa, dibangung BUMDES Bersama penanaman, pendampingan penanaman, pendidikan dan seterusnya sampai panen, sampai kepada rice milling unit menghasilkan beras premium, untuk 2022 akan menghasilkan 6.500 ton per tahun, naik 100 persen.
Kalau tadi dari 3.000 ton menjadi 6.000 ton, kalau misalnya tempat lain dari 3.000 ton menjadi 10.000 ton, ada lagi yang dari 50.000 ton menjadi 200.000 ton, menurutnya, ini akan membutuhkan jaringan, kalau perlu ekspor. “Nah kalau sudah begitu, digeser menjadi yang disebut dengan super holding dan kalau perlu melibatkan BUMN,” ujarnya. (wt)