Seharusnya, menurut Erlangga, Pelatnas menerapkan sistem dan aturan yang ketat terhadap para atlet yang sedang dilatih. Misalnya jam pulang ke asrama. Dia contohkan di puslatda, maksimal pukul 21.30 WIB atlet sudah masuk kamar.
Makanya saya akan usul ke Menpora untuk menyempurnakan sistem Pelatnas. Kalau sistemnya sudah ada, kan, tinggal bagaimana mengawasinya?. Jenenge arek enom (namanya anak muda) kalau tidak ada sistem, ya, mulih tengah wengi (pulang tengah malam). Wong ABG, kok,” tuturnya
Soal usulan penyempurnaan sistem Pelatnas ke Menpora itu, Erlangga mengaku serius. Dia sudah membincangkan itu dengan Komisi E DPRD Jatim. KONI Jatim dan DPRD sudah sepakat bersama-sama mengusulkan penyempurnaan sistem Pelatnas ke Menpora.
Usulnya belum. Dalam waktu dekat ini. Jangan sampai pelatnas ini, yang dikelola satu tim masing-masing cabang olahraga (cabor), tapi pada kenyataannya merugikan atlet daerah, dengan cara yang tidak objektif,” ujarnya.
Senada dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Erlangga dengan tegas menyatakan, akan meminta pelatih senam Pelatnas meminta maaf kepada Shalfa. Apa yang sudah dilakukan pelatih itu, dianggap memang salah.
Kami tidak mendorong. Kami hanya meminta pelatih bersangkutan untuk meminta maaf. Wong memang salah, kok. Kalau salah, kan, harus minta maaf. Cuman sekarang ini pelatihnya masih di SEA Games, Pilipina,” jelasnya. (guh)