Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Banyuwangi Nurhadi mengatakan, penunjukkan Banyuwangi sebagai pilot project program tersebut tertuang dalam MoU antara Palang Merah AS, PMI Jawa Timur dan PMI Banyuwangi tentang Kerjasama Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi di Banyuwangi yang ditandatangani beberapa waktu lalu di Bogor.
“Banyuwangi dipilih sebagai salah satu daerah pelaksanaan program karena dianggap sebagai daerah dengan komitmen kuat dalam berbagai hal. Atas dasar itu, mereka tertarik untuk menggelar program di sini. Nantinya apa yang dikembangkan di Banyuwangi akan menjadi model kesiapsiagaan kegempaan bagi daerah lain di Indonesia,” kata Nurhadi saat dihubungi Sabtu (16/12/2019).
Program tersebut, lanjut Nurhadi, telah dijalankan sejak bulan Agustus 2019 yang berlangsung selama 16 bulan. Sejumlah program terkait kesiapsiagaan bencana telah dan akan dijalankan. Mulai dari membentuk relawan bencana hingga pengadaan pelatihan berbagai ketrampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi bencana akan didukung Palang Merah AS di Banyuwangi.
“Termasuk juga ada pelatihan pembuatan rumah tahan gempa agar ke depan warga jika membuat rumah tidak hanya fungsional dan mengutamakan keindahan, tapi juga keselamatan. Karena Banyuwangi juga salah satu daerah yang dinilai potensi terjadi gempa,” ujar Nurhadi.
Sebagai tahap awal, ada dua kelurahan yang ditunjuk sebagai pelaksana pilot project yakni Taman Baru dan Mojopanggung.
“Kelurahan tersebut dipilih karena dekat dengan kota kabupaten sehingga lebih mudah koordinasinya. Dua kelurahan ini akan menjadi percontohan bagi desa lain di Banyuwangi, juga dari seluruh Indonesia,” ujar Nurhadi.