Abdul Halim Iskandar: Saya Orang Desa, Presiden Pasti Paham

Abdul Halim Iskandar: Saya Orang Desa, Presiden Pasti Paham
Wakil Ketua DPRD Jatim, Abdul Halim Iskandar, memenuhi undangan Presiden Jokowi, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/10/2019).

JAKARTA – Sejumlah calon menteri kembali memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Selasa (22/10/2019). Di antara calon-calon menteri itu, ada wajah lama (petahan) dan wajah baru. Mereka datang dengan senyum sumringah, dan kompak mengenakan kemeja berwarna putih.

Wajah-wajah calon menteri itu antaranya, Abdul Halim Iskandar (Wakil Ketrua DPRD Jatim), Fahrul Razi (Jenderal TNI Purnawirawan), Bahlil Lahadalia (Mantan Ketum HIPMI), Basuki Hadimuljono (petahana, Menteri PUPR periode 2019-2024), Ida Fauziah (anggota DPR RI), Suharso Monoarfo (Ketum PPP, juga anggota Wantimpres periode 2014-2019), Siti Nurbaya Bakar (petahana, Menteri LHK), Agus Gumiwang Kartasasmita (petahana, Menteri Sosial), Juliari Batubara (anggota DPR RI), Syahrul Yasin Limpo (mantan Gubernur Sulsel), dan Sri Mulyani Indrawati (petahan, Menteri Keuangan).

Apa saja yang mereka bahas saat bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, berikut kata para calon menteri itu:

Abdul Halim Iskandar

Kakak kandung Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim, Abdul Halim Iskandar, mengatakan, cukup banyak berdiskusi dengan Presiden. Antaranya, tentang berbagai permasalahan pembangunan masyarakat baik di sektor ekonomi, di sektor infrastruktur dan mungkin di sektor social.

Menurutnya, Presiden paham dirinya orang Jawa Timur dan orang desa, sehingga dirinya yakin Presiden akan paham. “Saya juga nggak tahu mau ditaruh di mana,” ujarnya.

Abdul Halim juga mengingatkan, bahwa PKB sebagai pengusung 2 periode Presiden Jokowi, tegak lurus akan mendukung dan menyukseskan seluruh program Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia.

Saat ditanya wartawan apakah dirinya akan menjadi Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi? “Itu kewenangan beliau, hak prerogatif beliau. Yang pasti besok akan diumumkan sendiri oleh beliau dan semua kita kembalikan kepada beliau,” tegas Ketua DPW PKB Jatim itu.

Fahrul Razi

Mantan Wakil Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Fahrul Razi, kelahiran Aceh tahun 1947, menjadi salah satu tokoh militer yang ikut dipanggil Jokowi.

Abdul Halim Iskandar: Saya Orang Desa, Presiden Pasti Paham

Menurutnya, Presiden memintanya bergabung dalam Kabinet Kerja II. Namun soal posisinya menjadi apa, Fahrul mengajak tidak usah menebak-nebak. “Tunggu besok kata Beliau (Presiden, red),” katanya.

Yang jelas, lanjut Fahrul, Presiden banyak cerita tentang masalah keamanan, tentang masalah bidang pendidikan, tentang masalah pembangunan sumber daya manusia. Sehingga dirinya sulit juga menebak kira-kira akan ke mana.

“Ya nggak tahu begitu ya sama-sama aja kita tebak, tunggu besok kata beliau ya. Tetapi saya senang beliau bicara banyak tentang masalah pembangunan sumber daya manusia Indonesia ke depan. Beliau betul-betul ingin membawa Indonesia ini jauh lebih maju dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya,” ujarnya seraya menegaskan bahwa dirinya tidak mewakili partai. Fahrul merasa mungkin dirinya profesional. “Ya, mungkin begitu,” ucapnya.

Bahlil Lahadalia

“Kebetulan kami banyak berdiskusi tentang persoalan ekonomi, bagaimana terjadinya pertumbuhan kawasan ekonomi baru kemudian bagaimana terjadinya pemerataan pembangunan ekonomi dari Aceh sampai Papua, dan bagaimana kemudian kita meningkatkan dari UMKM ke kelas menengah dan menjadi konglomerat, dan semuanya itu bisa terjadi kalau ada satu proses peningkatan investasi dan konsumsi,” kata mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

Abdul Halim Iskandar: Saya Orang Desa, Presiden Pasti Paham

Menurut Bahlil, dirinya memang lahir di kawasan Timur, yaitu Maluku. Ia pun asalnya dari Fakfak yang kemudian kuliah di Jayapura. “Saya pikir Pak Presiden sangat mempertimbangkan betul untuk anak muda yang selalu berpikir untuk kemajuan bangsa. Saya pikir hanya itu saja yang perlu sampaikan,” ujarnya.

Dia mengatakan, dirinya dan Presiden berbicara ekonomi dalam konteks yang luas, bisa juga ada UMKM nya, ada investasinya, ada perdagangannya.

“Nanti kita lihat ya, yang tahu itu hanya Allah Subhanahu Wa ta’ala dan Pak Jokowi yang tahu,” ucapnya.

Menjawab apakah itu menyangkut koperasi kecil dan menengah ? Bahlil mengatakan, dirinya tidak berbicara pada spesifik, karena kalau itu ditanggapi oleh bagian daripada scope ekonomi yang lebih luas. “Pertama bahwa regulasi itu penting ya, regulasi salah satu problem yaitu tumpang tindihnya regulasi kita ya, dari tingkat kabupaten kemudian provinsi kemudian pusat. Saya pikir ini salah satu tantangan ke depan untuk bagaimana investasi bisa tereksekusi, saya pikir begitu ya menyangkut regulasi,” sambung Bahlil.

Basuki Hadimuljono

“Pertama beliau menyampaikan untuk bisa melanjutkan pembangunan infrastruktur seperti yang beliau sampaikan di dalam visinya. Yang kedua, mengkonekkan apa yang sudah kita bangun dengan kawasan-kawasan khusus, pariwisata, produksi, kawasan industri seperti contoh Brebes, Magetan, Ngawi. Juga pembangunan infrastruktur di kawasan-kawasan destinasi wisata. Beliau ingat betul Danau Toba, Mandalika, Borobudur, Labuan Bajo dan di Kupang,” kata Basuki kepada wartawan usai pertemuan.

Abdul Halim Iskandar: Saya Orang Desa, Presiden Pasti Paham

Menurutnya, Presiden juga sempat menanyakan tentang progres sayembara untuk ibu kota baru. Sejauh ini, peserta sayembara ada 762 peserta.

“Beliau juga sempat surprise, ternyata ini sangat menarik,” ujarnya.

Mengenai besarnya jumlah peserta itu, menurut Basuki, ternyata bukan karena hadiahnya, tapi ini memang karena keinginan atau gengsi, bahwa masuk 10 besar saja, sebagai para ahli itu sudah membanggakan.

“Jadi beliau nanti mungkin akan bicara di depan para peserta supaya ide-ide beliau bisa masuk. Ya, dua hal itu saja yang beliau sampaikan kepada saya,” sambungnya.

Saat ditanya apakah berarti dirinya tetap menjadi Menteri PUPR? Menurut Basuki, Presiden Jokowi hanya menyampaikan lanjutkan untuk pembangunan infrastrukturnya.

Kalau nanti misalnya bekerja lagi, maka dirinya sudah paling lama bekerja di PU. Ia juga menyampaikan, bahwa sudah 13 tahun menjadi eselon 1 di 4 posisi. “Jabatan buat saya adalah perintah, tidak hanya amanah dari Allah, tapi perintah dari atasan kepada saya. Dan kalau saya besok dilantik misalnya, saya mohon doanya mudah-mudahan saya bisa istiqomah,” katanya.

Ida Fauziah

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga anggota DPR RI Ida Fauziah memenuhi panggilan Presiden Jokowi. “Saya diminta oleh Pak Jokowi untuk membantu beliau,” katanya.

Abdul Halim Iskandar: Saya Orang Desa, Presiden Pasti Paham

Mengenai bidang apa yang akan dibantunya, menurutnya, Presiden sendiri yang akan mengumumkannya besok. Hanya saja, lanjut Ida, dalam pertemuan dengandengan Presiden, dibahas masalah penciptaan lapangan kerja, tentang implementasi kartu kerja, seputar itu.

“Saya kira itu yang kita diskusikan selama beberapa waktu yang lalu,” ujarnya.

Terkait dengan implementasi karti kerja itu, menruut Ida, semua stakeholder terkait harus didengarkan.

“Kita akan bicarakan setelah ini saja,” ucap Ida.

Menurutnya, dirinya memang diminta Ketua Umum PKB mewakili PKB untuk bisa membantu Presiden Jokowi pada periode yang kedua.

Suharso Monoarfa

“Masih ingat pidato perdana presiden setelah beliau dilantik pada hari minggu yang lalu. Kalimat pertama itu adalah mengenai middle income trap, jadi bagaimana Indonesia bisa lepas dari tingkat pendapatan menengah yang rendah ini. Jadi di sekitar itulah kami bicara,” kata Suharso kepada wartawan usai diterima oleh Presiden Jokowi.

Abdul Halim Iskandar: Saya Orang Desa, Presiden Pasti Paham

Menurut Suharso, Presiden meminta dirinya untuk menyiapkan sebuah road map, bahkan dalam waktu dekat untuk mempresentasikannya dalam sidang kabinet perdana, dan untuk menjelaskan kepada kabinet mengenai hal itu.

“Selebihnya membicarakan tentang ekonomi secara umum, keadaan ekonomi global, dan tentang ketenagakerjaan, tentang industri, dan tentang riset dan teknologi, inovasi dan banyak hal,” terang Suharso.

Mengenai penugasan di kementerian mana, menurut Suharso, besok Presiden Jokowi yang akan menyampaikan. Demikian pula apakah berarti dirinya akan memimpin Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso menyahut dengan mengatakan, “Nanti kita lihat saja”.