BERLIN, JERMAN – Alhamdulillah wa syukurilah, dalam perjalanan melakukan penelitian dengan wawancara dan observasi terkait dengan Hukum Media, juga masyarakat di negara itu kepatuhan terhadap hukum seperti apa, sehingga perkembangan Emerging media sejauh mana, Allah SWT mempertemukan teman sekaligus menunjukkan bahwa ada tempat sosial dan kebudayaan, berdiri masjid di Berlin yang diprakasai warga Indonesia di Jerman.
Alhamdulillah refleks langsung bersyukur dan memintakan kepada Allah SWT, bahwa di antara perjalanan di negara dan kota bekas komunis, yang sekarang sudah menyatu ke Negara Republik Jerman, masyarakat Indonesia di Berlin alhamdulillah mampu memanfaatkan sebuah bangunan untuk kemaslahatan umat, ada masjid, ada perpustakaan, ada toko swalayan.
Kamis (3/10/2019) setelah menyaksikan tempat-tempat bersejarah, termasuk gedung parlemen dan kantor para anggota parlemen yang bersebelahan dan dipisah jalan, juga tempat monumen Jerman bersatu. Menyempatkan i’tikaf ke masjid Al Falah
Oh iya, sekaligus mengoreksi kesalahan tulis edisi laporan kelima bahwa parkir 3 euro senilai Rp 5 ribu ( yang benar senilai Rp 50 rupiah ) untuk pembayaran parkir yang aman dan terjaga di Berlin Jerman termasuk wajar, apalagi nyaman dan terjaga untuk kendaraan. Maka di masjid Al Falah rasanya begitu
Anis Abdul Kadir Al Katiri, salah satu pengurus Masjid Al Falah Berlin, teman akrab Salim Bahlamar ( Ying ), menceritakan bahwa komunitas masyarakat Indonesia di Berlin, merasa perlu dan membutuhkan tempat untuk sosial, untuk silaturrahmi, untuk ibadah, sekaligus untuk kegiatan keagamaan yang bisa menyatukan masyarakat Indonesia di luar negeri, terutama di