JAKARTA – Presiden Joko Widodo menegaskan kembali komitmennya terhadap kehidupan demokrasi di Indonesia. Dia menegaskan, bahwa kebebasan pers, kebebasan menyampaikan pendapat adalah pilar demokrasi yang harus terus dijaga dan dipertahankan.
“Jangan sampai Bapak-Ibu sekalian ada yang meragukan komitmen saya mengenai ini,” kata Jokowi saat menerima tokoh-tokoh agama di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (26/9/2019).
Dalam pertemuan itu, Jokowi juga menyampaikan beberapa hal, baik yang berkaitan dengan kebakaran hutan, Papua, masalah undang-undang KPK, RUU KUHP, dan juga yang berkaitan dengan demonstrasi-demonstrasi pada beberapa hari ini.
Sementara terkait dengan aksi unjuk rasa mahasiswa, para tokoh lintas agama intinya melihat bahwa gerakan mahasiswa adalah suatu gerakan moral force. Mereka sebagai agent of change, sebagai agen perubahan. “Kami harapkan kemurnian dari gerakan ini. Tentu akan terus dapat diperjuangkan meski kami juga berharap agar gerakan mahasiswa betul-betul dapat dihindarkan dari adanya kepentingan tertentu yang ingin menunggangi agenda-agenda tersebut,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmi Faisal Zaini menjawab wartawan usai bertemu dengan Presiden Jokowi.
Para tokoh lintas agama, lanjut Helmi, bersama-sama mendoakan agar bangsa Indonesia tetap jadi bangsa adil makmur aman sejahtera, tetap beradab dengan nilai luhur bangsa yang dimiliki. Mereka mensinyalir bahwa budaya sopan santun, saling menghormati, budaya saling menghargai, dan tentu kita lihat di sejumlah kalangan ini sekarang mengalami krisis.
“Ketika orang menyampaikan kebebasan hendaklah kebebasan yang tentu memiliki etika, akhlak, bukan kebebasan tanpa batas. Sehingga ini merupakan kebebasan yang menurut kami anarki terhadap demokrasi tersebut,” ucap Helmi.
Senada dengan Helmi, Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) D.I. Yogyakarta, Dr. H. Agus Taufiqurrahman, menghargai gerakan yang disampaikan para mahasiswa. Ia berharap, penyampaian pedapat oleh mahasiswa tentunya dengan koridor etika bangsa yang selama ini dijunjung tinggi.
“Oleh karena itu gerakan yang murni ini harus dijaga agar jangan sampai kemudian terjadi cara-cara yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa yang kita cintai,” ujarnya.