Soal Rektor Asing, Jokowi: Baru Ide Langsung Disebut Antek Asing

Soal Rektor Asing, Jokowi: Baru Ide Langsung Disebut Antek Asing
Presiden Jokowi menyampaikan sambutan pada Pembukaan Forum Titik Temu “Kerja Sama Multikultural untuk Persatuan dan Keadilan, di Makara Ballroom, Hotel Double Tree Hilton, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (18/9/2019).

Jokowi menyampaikan, mereka berani mengundang talenta-talenta top dunia yang menjadi CEO dan tenaga ahli, yang kemudian satu per satu digantikan oleh warga asli di Uni Emirat Arab. Mengundang puluhan perguruan tinggi ternama dunia, termasuk rektor, termasuk dosen ,termasuk guru-guru hebat dari negara-negara lain.

“Sementara di sini, baru ide, gagasan, ada 4.700 akademi, politeknik, universitas, perguruan tinggi, baru ngomong-ngomong dikit aja,  gimana kalau kita pakai tiga universitas kita atau politeknik kita atau akademi kita pakai rektor asing. Tapi belum. Baru berbicara seperti itu, sudah langsung Presiden Jokowi dituding antek asing,” sindirnya.

Beberapa waktu lalu, kata Jokowi, saat Syeikh Mohammed berkunjung ke Jakarta, juga tegas menyampaikan ingin menjadikan Uni Emirat Arab sebagai ibu kota toleransi dunia.

“Berdua di dalam mobil saya tanya hal yang sangat pribadi, hal yang menjadi kunci mereka maju. Tapi ternyata, tidak mudah diterapkan di negara kita, karena hal-hal yang tadi saya sampaikan, antek-antek tadi,” ujarnya.

Jokowi menggaris bawahi visi Syeikh Mohammed yang sangat tegas, ingin  menjadikan negaranya sebagai ibu kota toleransi dunia. Dengan kata lain, tegas Jokowi, isu kemajukan bukan semata-mata isu sosial atau isu-isu politik. Tetapi penerimaan terhadap kemajemukan adalah juga menjadi isu pembangunan ekonomi.

“Tanpa adanya penerimaan terhadap kemajemukan, tanpa adanya penerimaan terhadap anggota warga dengan latar belakang yang berbeda-beda, maka masyarakat tersebut akan menjadi masyarakat yang tertutup dan tidak berkembang,” tegasnya.

Tampak hadir dalam forum itu, Menag Lukman Hakim Saifuddin, Mendikbud Muhadjir Effendy, Mensesneg Pratikno, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Prof. Dr. Quraish Shihab, Sinta Nuriyah Wahid, dan Komariah Nurcholis Majid. (wt)