BENGKULU – Sejak dua tahun lalu, Hasan Han (51) petani Rejang Lebong, merasa mendapat musibah setelah kedua matanya tidak bisa melihat lagi karena katarak. Dia sering merasa frustrasi ketika ia ingin melihat istrinya dan anak-anaknya yang lucu-lucu.
Sejak penglihatan matanya terganggu, Hasan juga tidak pernah membaca Alqur’an.
“Rasanya kesal terhadap keadaan. Sebenarnya saya juga pingin baca Qur’an, ingin mendengarkan suara saya mengaji. Tapi ya bagaimana mata gelap. Saya yakin masih bisa baca Alqur’an , kalau katarak saya sudah diambil,” tutur Hasan Han, warga Desa Airpikat, Kecamatan Bermaniulu, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, Jumat, 13 September
Hasan Han adalah salah seorang dari 96 warga yang mendapat layanan operasi katarak gratis atas kerja sama Univeritas Yarsi Jakarta, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, dan RSUD Rejang Lebong, dan Badan Musyawarah Masyarakat Provinsi Bengkulu di Jakarta.
“Terima kasih, saya mendapat kesempatan operasi katarak gratis di sini. Semoga Allah membalas kebaikan ini,” kata Hasan yang ditemani istrinya, Mulyanah (48) dan anak Mulyanah berharap setelah operasi katarak, suaminya bisa bekerja seperti semula sebagai buruh tani, dan tidak dituntun-tuntun.
Operasi katarak dipimpin oleh dr Saskia Mokoginta, Sp.M. Menurut Saskia, dokter yang menangani operasi katarak tujuh orang, lima dari Universitas Yarsi, dua dokter dari Bengkulu. Pelaksanaan operasi katarak berjalan lancar. Sebenarnya banyak warga yang datang, tapi tidak semua dapat dioperasi antara lain karena tekanan darah tinggi, dan gula darahnya melampai batas aman untuk menjalani operasi. Jadi, warga yang dapat dilayani seluruhnya 96