Sehingga, dengan digelarnya UKW dengan para pesertanya adalah para wartawan yang biasa meliput kegiatan SKK Migas, pihaknya berharap, wartawan di daerah, terutama daerah yang memiliki potensi migas kemampuannya menjadi semakin bagus dan berkembang.
“Dengan begitu si wartawan punya kemampuan memahami teks dan konteks tentang migas dengan benar. Ini sangat penting, agar jangan sampai yang dimaksud narasumber A, tapi ditulis B oleh wartawan,” jelasnya.
Hal itu sangat penting, karena ke depan, Jawa Timur, kata Ainur Rohim, akan menjadi tulang punggung produksi dan lifting migas nasional.
Sehingga kemampuan dan profesionalisme wartawan dalam menjalankan tugas sehari-hari benar-benar sangat penting dan harus mengacu kepada kode etik jurnalistik (KEJ).
Hal senada disampaikan oleh Doni Ariyanto Kepala Humas SKK Migas Jabanusa.
Menurutnya, sinergi antara media dengan dunia hulu migas di Jabanusa sangat penting, terutama di wilayah Jatim yang memiliki produksinya migas yang besar.
Untuk itu, pihaknya, kata Doni Ariyanto, jika setelah digelar UKW hasil kerjasama dengan PWI Jatim ini nanti manfaatnya besar untuk meningkatkan kualitas, kapasitas, dan profesionalisme wartawan, maka ke depan pihaknya juga akan kembali menggelar kegiatan serupa.
“Jika nanti manfaatnya besar dan menjadikan tulisan wartawan semakin berkualitas, maka tahun depan UKW akan kita gelar kembali,” tegasnya. (jon)