Kemudian mahasiswa Unair juga harus agile. Yang tak lain bermakna tangkas, lincah, trengginas, dan cepat. Dan terakhir adalah transcendent. Artinya, segala sesuatu yang telah dilakukan dan dikerjakan oleh para mahasiswa tidak boleh terputus dan tidak boleh terdapat sekat kepada Yang Maha Kuasa.
“Saya yang merasa dibesarkan, dibimbing dan dikawal oleh Unair, saya merasa tempaan itu bisa memberikan penguatan kita di berbagai lini dalam menghadapi berbagai tantangan. Saya merasa bangunan leadership terbangun kuat saat saya mengikuti proses belajar di Unair,” tegasnya.
Khusus terkait putranya yang juga akan ditempa di almamaternya, Khofifah menitipkan putranya dan juga para mahasiswa baru tersebut pada kampus Unair agar dicetak sebagai lulusan yang unggul.
Namun ia meminta agar putranya tidak teridentifikasi sebagai anak seseorang yang sedang mendapat mandat di Provinsi Jawa Timur. Ia ingin agar putranya diperlakukan sebagaimana mahasiswa yang lain.
“Saya ingin anak saya membawa jati dirinya sendiri,” pungkas Khofifah.
Di akhir sambutan khofifah tidak lupa pesan bahwa mahasiswa punya tugas menjaga dan meneguhkan NKRI. Maka dengan latar belakang keilmuan apapun hendaknya didedikasikan untuk kemajuan bangsa dan masyarakat Indonesia . (min)