Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Malang Isyrounnajah mewakili Forum Wakil Rektor/Wakil Ketua III PTKIN se-Indonesia mengatakan PIONIR IX 2019 di Kota Malang dan di Kota Batu ini sangat spektakuler dibandingkan event PIONIR tahun sebelumnya. Salah satunya karena daya tarik Kota Malang dan Kota Batu yang saya istilahkan sebagai “batu magnit”.
Gus Is menambahkan penyelenggaraan PIONIR sebelumnya hanya bisa mendatangkan peserta dan official berjumlah 2 ribu orang namun PIONIR IX di UIN Maulana Malik Ibrahim jumlah pesertanya membludah sampai 3 ribu orang plus official yang mencapai 7 ratus orang”.
UIN Maliki, lanjut Warek III ini, patut berbangga dengan Kota Batu dikarenakan kita memiliki kampus II di kota wisata ini. “Berkat kerjasama dengan pemerintah Kota Batu, UIN Maliki diijinkan mendapat lahan seluas 100 hektar untuk kampus II yang dikonsentrasikan untuk fakultas kedokteran dan Fakultas Farmasi. Menariknya lagi, desain gedungnya pun berbentuk kalimat bismillahirrahmanirrahim bila dilihat dari udara,” ujar Gus Is.
Kepala Seksi Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Ruchman Basori mengatakan pentingnya sebuah kolaborasi, kerjasama sinergi, antara perguruan tinggi dengan instansi pemerintahan daerah. “UIN Maliki yang berada di dua Kota, Malang dan Batu harus dijadikan mitra pembangunan yang akan menghantarkan menuju Indonesia emas,” kata kandididat Doktor Universitas Negeri Semarang.
Ruchman melanjutkan pembangunan Kota dan Kabupaten sudah selayaknya melibatkan kalangan PTKIN terutama untuk membangun kapasitas sumber daya manusia utamanya mental spiritual bangsa. (wt)