Ia juga memastikan bahwa dalam satu atau dua bulan ke depan, pihaknya akan mengembangkan
notifikasi atau semacam peringatan ketika ada jalan yang ditutup, jalan macet, dan ada kegiatan yang menutup jalan atau menghambat jalan. Dengan adanya aplikasi ini, maka kondisi itu akan bisa terinformasikan di handphone masyarakat, sehingga apabila sudah mengetahui ada kemacetan, maka masyarakat bisa mengambil jalur lain untuk bepergian ke tujuan mereka masing-masing.
“Ini yang paling penting, karena masyarakat butuh informasi itu tentang kawasan-kawasan atau jalur yang macet,” kata dia.
Selama ini, lanjut dia, Dishub Surabaya sudah menerapkan papan informasi digital atau Variable Message Sign (VMS) di beberapa traffic light di Surabaya. Diantaranya ada di Jalan Ahmad Yani Frontage, traffic light Kebun Binatang Surabaya dan juga traffic Alfalah. Namun, penggunaan papan informasi digital itu biayanya sangat mahal karena pembangunan fisiknya dan listriknya.
“Nah, karena kami yakin masyarakat Surabaya sudah banyak yang pegang gadget, maka kami ubah menjadi platform aplikasi ini. Masyarakat Surabya ini sudah menjadi masyarakat digital, sehingga kami optimis dengan satu smartphone, maka kebutuhan semua dalam bidang transportasi bisa dipenuhi,” ujarnya.
Meskipun sudah ada aplikasi yang sangat lengkap ini, Irvan juga mengakui tidak akan menutup berbagai aplikasi yang sudah ada sebelumnya. Bahkan, ia mengaku akan terus mengembangkan keduanya supaya bisa memberikan kemudahan kepada masyarakat.
“Jadi, dua-duanya tetap jalan, yang Gobis jalan dan aplikasi ini terus jalan juga, soalnya kalau yang spesifik-spesifik itu banyak tambahan fitur spesifiknya sesuai dengan kebutuhan,” pungkasnya. (wt)