Surabaya – Dalam rangka mengenalkan warisan budaya baik berupa museum maupun situs kepada masyarakat, pemerintah harus menyajikan informasi dengan sentuhan digitalisasi. Salah satunya adalah dipersiapkan augmented reality.
Demikian disampaikan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat Halal Bihalal Idul Fitri 1440 Hijriah Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur dengan Aparatur Provinsi Jawa Timur di Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Jawa Timur, Jl. Wisata Menanggal, Kota Surabaya, Selasa(11/6).
Augmented reality adalah sebuah teknologi yang memproyeksikan benda maya dalam waktu nyata. Dengan adanya teknologi tersebut, maka masyarakat bisa dengan mudah mengetahui lokasi situs dan museum secara digital. “teknologi ini bisa mempermudah masyarakat secara reality tanpa langsung ke lokasi,”
Dijelaskan, dengan banyaknya situs dan museum yang ada di Jatim, masyarakat akan kesulitan apabila mengunjungi satu persatu. Oleh sebab itu, keberadaan Augmented reality akan mempermudah masyarakat untuk
Kemudian, Augmented reality juga bisa memberikan wawasan kepada anak sekolah untuk mengenali budaya di masa lalu.
Anak sekolah akan mengetahui titik pertumbuhan sebuah sejarah dan peradaban manusia, khususnya di Jatim. Selain itu, juga bisa ditambahkan informasi sejarah tentang berkembangnya agama Islam di Jatim.
“Hal ini merupakan bagian membangun proses alkuturatif. Anak sekolah bisa mengetahui bahwa Wali Songo dulu tidak memerlukan senjata dalam menyebarkan agama Islam di Jatim, tetapi melalui proses alkuturasi budaya,” tambahnya.