Jakarta – Tim Advokasi Korban Aksi 21-22 Mei 2019 dan keluarga korban yang jumlahnya sekitar 20 orang melakukan audiensi dengan pimpinan DPR RI dan anggota Komisi III.
Bertempat di Ruang Rapat Pimpinan DPR Lantai 3 gedung Nusantara lll kompleks Parlemen Senayan, audiensi dipimpin Fadli Zon Wakil Ketua DPR RI dan Muhammad Syafii anggota Komisi III.
Ketua Tim Advokasi Korban 21-22 Mei Ismar Syafruddin mengatakan, kalau mereka hadir saat ini terdiri dari tim gabungan dari beberapa advokasi yang ingin melaporkan kepada anggota dewan agar bisa mengambil langkah-langkah yang semestinya setelah peristiwa ini.
Ismar mengaku pihaknya telah melakukan investigasi terhadap korban yang hilang, korban di rumah sakit dan yang meninggal. Kata Ismar, pihaknya akan berusaha membawa kasus ini ke pengadilan HAM Internasional.
“Kami sudah melakukan investigasi terhadap korban yang hilang, meninggal, dan korban yang ada di rumah sakit. Kami akan berusaha melanjutkan kasus ini ke pengadilan HAM internasional,” ujar Ismar saat audiensi di DPR, Senin (27/5/2019).
Menurut Ismar, sampai saat ini, terdapat 87 korban hilang yang sudah dilaporkan oleh pihak keluarga. Beberapa ditemukan di kepolisian dan rumah sakit, sementara sebagian lainnya sudah kembali.
Dia menjelaskan, masing – masing 10 korban tersebut berasal dari berbagai provinsi. Dan tidak semua korban memiliki data yang lengkap dan terdapat beberapa informasi sensitif yang tidak dapat disebutkan. Selain itu ada bukti Video mengenai koordinator lapangan pada saat kerusuhan berlangsung berhasil menertibkan massa dengan tertib.
“Kode video yang ditunjukkan adalah B1 dan B2 Kami Tunjukan kembali gambar KTP dari salah satu korban yang wafat bernama Farhan Syafero, melaporkan juga bahwa korban Farhan Syafero memiliki bekas luka yang mirip seperti bentuk bulan sabit,” jelasnya.
Ismar menjelaskan, daftar sementara korban yg meninggal dunia ada 10 orang,dan saat ini tim advokasi sudah berhasil memverifikasi 8 keluarga korban.
Ismar kemudian menunjukkan video dengan kode B8 yang menayangkan rekaman korban Bachtiar Alamsyah yang ditemukan dengan posisi tergeletak di jalan. Korban meninggal akibat tertembak di dada, di duga peluru tersebut ditembakan dari tempat yang lebih tinggi.
“Kami tampilkan juga gambar korban beserta KTP nya yang bernama Abdul Aziz. Tim Advokasi juga melaporkan bahwa korban mengalami dehidrasi yang berat akibat menerima gas air mata,” kata dia.