“Nantinya akan ada pemberitahuan lewat handphone/hp warga, bahwa dalam waktu sekian jam akan terjadi banjir di wilayahnya,” terangnya sembari berharap jika teknologi ini sudah diterapkan maka masyarakat akan lebih bisa mengantisipasi dan waspada.
Selain itu, Gubernur Khofifah juga meminta masyarakat Jatim untuk bisa living harmony with disaster mengingat topografi wilayah Jatim. Masyarakat Jatim harus mengetahui bahwa lima bencana tertinggi yang mungkin terjadi di Jatim yaitu banjir, kebakaran, angin termasuk di dalamnya puting beliung, dan tanah longsor.
“Saat ini memang banjir merupakan peringkat nomor satu bencana yang sering terjadi di Jatim,” imbuhnya.
Terkait antisipasi banjir, Gubernur khofifah menyampaikan, pihaknya tengah memfinalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jatim agar bisa menyiapkan kabupaten mana saja yang bisa menyediakan lahan untuk sudetan sungai Bengawan Solo.
“Sesuai pemetaan sudetan Bengawan Solo idealnya 5, namun sekarang baru ada 2 yang ada di Bojonegor dan Sidayu Gresik, sehingga dibutuhkan 3 sudetan lagi,” tuturnya. (min)