Bali – “Bersatulah kalian besarkan PSSI, detik ini saya mundur dari PSSI dan saya serahkan bendera PSSI kepada wakil ketua umum Joko Driyono,” kata Edi Rahmayadi saat membuka Kongres PSSI 2019, di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Minggu (20/1/2019).
Edi menjelaskan, PSSI adalah perekat anak bangsa, yang lahir lebih tua dari kemerdekaan negari ini. Cita-cita PSSI membesarkan bangsa ini, dan harus terus menerus dibesarkan.
“Tanggal 10 November 2016 saya dilantik sebagai Ketua Umum PSSI dengan hiruk pikuknya. Harapan anak bangsa ini begitu besar. Sebab, tahun 2010 Nurdin Halid kontra diganti Johar Arifin, diganti dan dilantik La Nyala hari itu dilantik besoknya dibekukan,” itu kondisi terakhir sebelum saya menjabat.
Oleh karena itu, lanjut dia, sebagai pemerhati dan mempunyai tekad, demi bangsa, maka Anda semua yang mau duduk harus membesarkan dan terus berjuang.
Menurut Edi, visi kita jelas, kuat dan bermartabat, dan harus berkelanjutan.
“Saya titip salam kepada seluruh rakyat Indonesia sampai tahun kedua saya tidak bisa mewujudkan cita-cita rakyat Indonesia,” tandasnya.
Sebab, lanjutnya, ada persoalan ke dalam yang begitu fenomenal, suporter dengan pemain sampai korban. Ada yang menyalahi hukum dengan pengaturan skor.
Pengalaman 32 tahun berorganisasi, manurut Edi, Ketua Umum PSSI paling berat dan ke depan orang yang mau jadi ketua akan masuk surga. Sebab, PSSI milik rakyat Indonesia yang diwakilkan kepada kita.
“Saya mohon maaf amanat yang dilakukan rakyat, saya tidak mampu melakukan. Saya jangan dikatakan saya tidak peka, saya buta, kemarin waktu jadi gubernur diperiksa kesehatan masih sehat. Karena kesadaran ingin menyerahkan PSSI,” tuturnya.