NABLUS,PALESTINA – Selama 16 tahun, dengan pengecualian hanya beberapa kali dan itu pun tak lama, Kamel Khatib dulu biasa bertemu dengan ibunya dari balik penghalang kaca.
Ia tak bisa memegang ibunya, memeluknya, atau menciumnya. Mereka cuma bisa berbicara sebentar melalui telepon, sekali sebulan atau setiap kali ibunya bisa mengunjunginya –yang kadangkala memerlukan waktu bertahun-tahun.
Akhirnya, Kamel Khatib mendapat kesempatan pada Kamis (10/1), dan untuk pertama kali dalam 16 tahun, untuk bersama ibunya sepanjang waktu, tanpa penghalang kaca yang memisahkan mereka, dan bisa memeluk ibunya serta menciumnya selama ia mau.
Tapi pertemuan itu tak berlangsung lama; tak sampai 24 jam sesudahnya, ibunya meninggal.
Kamel Khatib (41), dari Kamp Pengungsi Balata di Kota Nablus di bagian utara Tepi Barat Sungai Jordan, telah menghabiskan waktu 16 tahun di balik jeruji. Ia menjalani masa tahanan karena menentang pendudukan Israel yang menjijikkan atas negerinya.