Nairobi, Kenya – Bulan yang berwarna merah darah saat bergerak menuju bayangan Bumi dalam gerhana bulan terpanjang selama abad ke-21 memesona para pengamat bintang di berbagai belahan dunia antara Jumat malam dan Sabtu dini hari.
Dari Cape of Good Hope sampai Timur Tengah; dan dari Kremlin sampai Pelabuhan Sydney, ribuan orang mengarahkan pandangan ke bintang-bintang untuk melihat bulan, yang berubah gelap sebelum bercahaya oranye, kecokelatan dan merah tua dalam bayangan Bumi.
Gerhana total berlangsung satu jam, 42 menit, dan 57 detik, meski gerhana sebagian mendahului dan menyusul, yang artinya bulan menghabiskan total hampir empat jam di bayangan umbra Bumi menurut Badan Aeronautika dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Gerhana paling penuh bisa dilihat dari Eropa, Rusia, Afrika, Timur Tengah, serta sebagian besar Asia dan Australia meski awan menutupi bulan di beberapa tempat. Namun gerhana tidak bisa dilihat dari Amerika Utara atau kebanyakan wilayah Pasifik.
Reuters memetakan gerhana dari berbagai bagian dunia, menangkap kilau oranye dan merah bulan di atas Kairo; Kuil Poseidon di Cape Sounion, dekat Athena; desa Bavaria Raisting di Jerman; pantai Rio di Brazil; dan Johannesburg.
Di Nairobi, warga Kenya melihat bulan saat menjadi gelap.