Oleh HS Makin Rahmat SPd SH MH (Ketua SMSI Jatim/ Santri Pinggiran)
PERPUTARAN bumi dan matahari merupakan sunnatullah sebagaimana bergantinya hari, minggu, bulan dan tahun. Sebentar lagi, kita akan memasuki tahun baru 2024 sebagai tahun penuh gejolak, dinamis dan pertaruhan bangsa Indonesia menuju era emas 2045.
Tentu perhitungan 2024 sebagai tahun politik bukan sekedar memastikan baget anggaran dan rasio keuangan yang menjadi perdebatan klasik. Ada berjibun persoalan bangsa Indonesia yang belum terurai. Dalil pemerataan pembangunan hingga pemerintahan Jokowi memindah pusat pemerintahan ke Ibukota negara baru Nusantara (IKN) di provinsi Kaltim.
Bagi rakyat tentu hanya sekedar urun rembuk pinggir jalan alias obralan warteg dengan carut marut republik yang sudah didesain sedemikian rupa, termasuk Capres dan Cawapres yang diharapkan bisa menjadi pemegang kekuasaan bukan sekedar penerus atau estafet kepemimpinan.
Harapan rakyat sekali lagi, bukan bicara Indonesia Emas 2045 mendatang, tapi proses menuju clean government, pemerintahan yang bersih, bebas dari pejabat korup, bisa memisahkan kepentingan rakyat, bangsa dengan KKN.
Sekali lagi, penguasa pasti butuh rakyat sebagai legalitas kekuasaan. Tapi, menjadikan rakyat sebagai budak kekuasaan merupakan bentuk penyimpangan dari roda konstitusi. Ukuran sederhana, aturan apapun bila memberikan manfaat khusus bukan generalis pasti menimbulkan pro-kontra.