NGAWI – Kakek ini kondisinya makin memperihatinkan. Namanya Muhajir, usianya mendekati 100 tahun (tepatnya 98 tahun). Lantaran tidak punya biaya untuk berobat, akhirnya hanya pasrah dengan keadaan dan berbaring selama hamir 4 tahun. Badannya terus tergerus dengan penyakit dan kini tinggal tulang belulang yang terlihat menonjol keluar.
Muhajir tinggal di Dusun Jatisari, Desa Babadan, Kecamatan Paron Ngawi, Jawa Timur. Sekitar 2 km dari tempat wisata hutan yaitu alas Ketonggo. Kakek ini pasrah dengan keadaan. Sebab untuk memeriksakan kesehatannya di Puskemas atau rumah sakit, sangat tidak mungkin. Tidak ada biaya.
Jangankan untuk berobat ke Puskesmas atau memeriksakan ke dokter, untuk makan sehari hari saja tidak ada. BPJS juga tidak punya.
Muhajir tinggal serumah dengan istrinya, juga sudah tua dan anaknya Tohari. Tohari memiliki empat saudara yang semuanya sudah berkeluarga dan tinggal berjauhan.
Beberapa kali Pak Ajir, demikian orang kampung memanggilnya mengeluh kesakitan di bagian perut dan sekujur tubunnya terasa panas. Ditubuh Pak Ajir tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan atau memar misalnya. Tapi badanya terus mengering. Malahan kini hanya tinggal tulang belulang .
Pak Ajir tinggal dirumah yang sangat sederhana. Tidurnya di lantai tanah dibalut dengan tikar dan kasur seadanya, lusuk.
Sedangkan Tohari juga tidak memiliki pekerjaan tetap. Untuk mencukupui kebutuhan dapur dan membiayai orang tuanya, Tohari hanya menunggu tetangganya yang memanfaatkan jasa tenaganya. Itupun tidak bisa berlama lama meninggalkan rumah.