Oleh : Dr. Abdul Rouf, M.Ag
Selamat Datang Ramadhan (Semoga Ramadlan 1442 Lebih baik dari Ramadlan sebelumnya)
“Marhaban ya Ramadlan, Marhaban ya shahra shiyam…
Selamat datang bulan Ramadlan, Selamat datang bulan puasa..
Kami sambut kedatanganmu dengan kesenangan, kebahagian dan kesiapan lahir dan batin.”
Ketika saat ini usia seseorang memasuki usia emas, setengah abad, lima puluh tahun, maka ia telah melaksanakan puasa bulan Ramadlan sebanyak tiga puluh lima kali bagi laki-laki, yang ketiika minimal usia balignya dihitung pada usia 15 tahun, dan empat puluh satu kali bagi seorang perempuan, yang ketika usia balighnya pada usia sembilan tahun.
Saat ini tinggal menghiitung dan mengintrospeksi diri, berapa kali puasa yang telah pernah kita lakukan, dan bagaimana pengaruh puasa pada tiap-tiap tahun yang pernah kita lakukan.
Perintah puasa pada bulan Ramadlan berdasarkan pada perintah Allah sebagaimana dalam al-Qur’an Q.S. (02:183). “Ya ayyuhallazina amanu kutiba ‘alaikumus-siyamu kama kutiba ‘alallazina ming qablikum la’allakum tattaqun” (Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa).
Pelaksanaan puasa sesorang yang beriman dalam menggapai tujuaan berpuasa, mencapai derajat ketaqwaan, akan dipengaruhi oleh situasi, kondisi dan domisili seseorang.
Situasi ramadlan pada tahun 2019H/1440H, tahun 2020M/1441H awal masa pandemi Covid-19, dan pada masa pandemi covid-19 tahun 1442H saat ini pasti ada perbedaan dalam pelaksanaan puasa. Kondisi kesehatan seseorang tahun ini dan tahun sebelumnya, kondisi seseorang yang belum dan sesudah menikah, dan domisili dan keberadaan seseorang sangat berpengaruhi terhadap puasa seseorang.
Harapan orang akan melaksanakan puasa ramadlan tahun ini adalah mampu meningkatan kualitas puasa dan meningkatkan derajat ketaqwaan.
Ada beberapa persiapan yang bisa dilakukan mulai dari saat ini, agar puasa ramadlah bisa lebih baik dari Ramadlan sebelumnya, atau ada peningkatan kualitas puasa mulai dari hari pertama Ramadlan 1442H hingga menjelang 01 Syawwal 1442H.
Diantara persiapaan tersebut adalah ; al-Isti’dad al-Ruhiyyah/al-Iimaniyyah (persiapan spiritual), al-Isti’dad al-Jasadiyyah/al-Jismiyyah (Persiapan fisik), al-Isti’dad al-Ilmiyyah/al-Fikriyah (persiapan ilmu pengetahuan) dan al-Isti’dad al-Maliyyah/al-Madiyyah (persiapan materi).
al-Isti’dad al-Ruhiyyah/al-Iimaniyyah (persiapan spiritual)
Seseorang yang telah melaksanakan puasa ramadlan 1441H dengan penuh kesadaran, akan selalu bedoa untuk bisa bertemu ramadlan yang akan datang, yaitu 1442H, sebelas bulan menjelang datangnya puasa sesudah melakukan introspkasi atas puasa yang dilakukannya, bagaimana qiyamullaylnya (sholat tarawih, tahajjud, sholat-shalat sunnah dan witir), tadaruss al-Qur’annya (khataman dan belajar al-Qur’an), shadaqah, zakat dan infaqnya, penjagaan atas hal-hal yang bisa membatalkan dan mengurangi kualitas puasanya.
Dan tidak kalah penting adalah kualitas ketaqwaan selama sebelas bulan setelah menjalankan puasa ramdlan, mengalami peningkatan atau penurunan, sehingga pada ramadlan 1442H sudah memahami secara ruhani, apa yang akan dilakukan agar ada peningkatan kualitas ketaqwaan pada grade yang lebih tinggi.
al-Isti’dad al-Jasadiyyah/al-Jismiyyah (Persiapan fisik).
Kesehatan adalah sangat penting dalam menjalankan ibadah puasa, walaupun ada keringanan bagi mereka yang tidak mampu menjalankan puasa tepat pada waktunya, dalam al-Qur’an (Q.S.: 02;184) : yang artinya : (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Bagi mereka yang sedang sakit dan memungkinkan kesembuhannya, maka mereka wajib menggantikannya pada hari yang lain, sedangkan bagi orang yang sakit dan tidak ada kemungkinan kesembuhannya, dan benar-benar berat untuk menjalankannya, maka mereka mengeluarkan fidyah (memberi makan orang miskin)
al-Isti’dad al-Ilmiyyah/al-Fikriyah (persiapan ilmu pengetahuan)
Permasalahan yang berhubungan dengan puasa selalu berkembang, seiring dengan perkembangan budaya dan dan peradaban manusia.
Permasalahan tentang syarat syahnya puasa Ramadlan, hal-hal yang membatalkannya, hal-hal yang mengurangi pahalanya, perkaran yang makruh dilakukan di siang hari dan amalan-amalan yang berhubungan dengan kegiatan mengisi siang dan malam bulan Ramadlan.
Semuanya membutuhkan pengetahuan yang mendalam, agar puasanya bisa lebih baik dan memberikan pengaruh terhadap ketakwaan
Allah berfirman dalam al-Qur’an surah (Q.S. :39: 09), yang artinya : (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Pengetahuan dasar tentang puasa Ramadlan sangat penting, dan dibutuhkan dalam rangka penganalogian permasalahan-permasalahan kontemporer yang muncul di zaman sekarang dan yang akan datang.
D. al-Isti’dad al-Maliyyah (persiapan materi).
Seseorang yang ingin menjalankan puasa dengan baik dan sempurna, ia akan berusaha maksimal untuk menjalaninya sebulan penuh. Sehingga ia mengurangi kegiatan fisik dalam kegiatan kesehariannya.
Persiapan materiel yang menjadi kebutuhan pokok sehari-hari sudah disiapkan dengan baik.
Kegiatan orang yang sedang berpuasa dibulan Ramadlan sangat berbeda dengan kegiatan diluar bulan Ramadlan. Namun secara fisik, tubuh membutuhkan asupan yang seimbang, agar tetap mempu menjalankan puasa dengan baik dan sampurna.
Selain persiapan materi yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari, ada kebutuhan untuk menopang kesempurnaan ibadah Puasa ramadlan, yaitu infak, shadaqah dan zakat (Fitrah atau Mal).
Semoga Allah selalu memberikan petunjuk kepada kita semuanya, agar kita mampu menjalankan perintah Puasa Ramadlan tahun ini dengan penuh kesadaran dan pengertian. Sehingga ketaqwaan kita akan selalu meningkat pada tingkatan yang lebih tinggi…..
Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadlan 1442H, semoga Ramadlan tahun ini ebih berkualitas (Khairun) dari Ramadlan sebelumnya..Amin ya rabbal’alamin (*)
Dr. Abdul Rouf, M.Ag (Dosen Pasca Sarjana Magister Agama Islam Universitas Darul’Ulum Jombang
email : [email protected])