Positivity Rate 7%; Zona Kuning 60 Persen, Oranye 40 Persen
SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Jawa Timur menunjukkan progress yang sangat signifikan dalam penanganan COVID-19 selama dua bulan terakhir ini.
Sebelumnya Jatim juga pernah mengalami lonjakan kasus yang signifikan pada bulan Juli- Agustus. Bahkan pada bulan Agustus, Kasus COVID-19 secara kumulatif menjadi tertinggi kedua setelah Provinsi DKI Jakarta.
Meskipun demikian, Jawa Timur tetap terus konsisten untuk meningkatkan kapasitas 3T (Testing, tracing, treatment). Selain itu, juga dengan meningkatkan kedisiplinan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) di masyarakat melalui penegakan operasi Yustisi serta kampanye pakai masker oleh Gubernur Jawa Timur bersama Forkopimda di hampir semua Kabupaten dan Kota.
Terkait hal tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku bersyukur sekaligus memberikan apresiasi kepada semua pihak serta masyarakat atas kedisiplinannya menerapkan 3M. Menurutnya, menurunnya kasus aktif COVID-19 ini adalah bukti sinergis yang baik antara masyarakat bersama Pemprov, Pemkab/Kota, Forkopimda, TNI/Polri, Laboratoirum, Rumah Sakit dan tenaga kesehatan.
“Alhamdulillah, Jawa Timur konsisten memiliki kesembuhan yang lebih tinggi dibandingkan kasus baru, di sisi lain kapasitas testing juga terus naik sehingga positivity rate menurun. Hasilnya per 26 Oktober 2020, berdasarkan pengolahan data dari Kemenkes RI, Jawa Timur menjadi provinsi dengan prosentase Kasus Aktif terendah no 2 se-Indonesia,” urai Khofifah di Gedung Grahadi, Surabaya (27/10).