Kediri  

Imam Wihdan Zarkasyi: Semangat Bung Tomo Harus Hidup di Era Digital, Lawan Penjajahan Gaya Baru

Imam Wihdan Zarkasyi: Semangat Bung Tomo Harus Hidup di Era Digital, Lawan Penjajahan Gaya Baru
Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Kediri, Imam Wihdan Zarkasyi, ST., MM., saat menghadiri kegiatan Sosialisasi Produk Hukum (SPH) bersama warga di Gedung Kelurahan Lirboyo, Rabu malam 29 Oktober 2025. (Foto: Moch Abi Madyan)

KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Anggota DPRD Kota Kediri Imam Wihdan Zarkasyi menegaskan bahwa semangat perjuangan Bung Tomo dan para pejuang 10 November 1945 tidak boleh berhenti di buku sejarah. Ia menilai, semangat kepahlawanan itu harus diterjemahkan ulang dalam konteks zaman modern, terutama di tengah arus disrupsi digital yang melanda berbagai sektor kehidupan bangsa.

“Jika dulu Bung Tomo melawan penjajahan bersenjata, maka hari ini kita melawan penjajahan gaya baru yakni penjajahan ekonomi, budaya, dan informasi,” ujar, Senin 10 November 2025.

Menurut politikus Partai Golkar Kota Kediri, tantangan bangsa kini tidak datang dalam bentuk kolonialisme fisik, melainkan hegemoni global yang memengaruhi cara berpikir, selera, dan perilaku masyarakat. “Kekuasaan hari ini dikendalikan bukan oleh peluru, tapi oleh algoritma dan modal. Generasi muda harus sadar, bahwa ketergantungan pada produk asing dan informasi palsu adalah bentuk penjajahan baru yang sama berbahayanya,” tegasnya.

Imam mengajak generasi muda Indonesia untuk meneladani Bung Tomo dalam semangat keberanian, kemandirian, dan kejujuran moral. Ia menilai, nasionalisme abad ke-21 tidak lagi berarti menolak dunia luar, melainkan mampu bersaing secara global tanpa kehilangan jati diri. “Menjadi nasionalis di era digital berarti mencintai produk dalam negeri, berprestasi di tingkat dunia, dan memastikan sumber daya bangsa dikelola untuk kemakmuran rakyat,” katanya.

Ia menekankan, semangat perjuangan di masa kini harus diwujudkan melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. “Pejuang sekarang bukan lagi mereka yang memanggul senjata, tapi mereka yang menguasai inovasi, sains, dan kreativitas. Inilah bentuk baru dari kepahlawanan modern,” ujarnya.

Dalam refleksinya, Direktur PT Kediri Lebih Makmur (KLM Agro) ini juga menyoroti pentingnya gotong royong sebagai roh perjuangan bangsa. Ia menyebut, Pertempuran Surabaya tidak akan terjadi tanpa solidaritas rakyat. “Kekuatan bangsa ini bukan terletak pada senjata, tetapi pada semangat kebersamaan. Di era digital, gotong royong bisa diwujudkan melalui kolaborasi sosial, gerakan solidaritas online, dan dukungan terhadap UMKM lokal,” ujarnya.

Penulis: Moch Abi Madyan