Transformasi Ekonomi Surabaya 2025, Dari UMKM Digital hingga Nol Kemiskinan Ekstrem

Transformasi Ekonomi Surabaya 2025, Dari UMKM Digital hingga Nol Kemiskinan Ekstrem
Menutup tahun 2025, Kota Surabaya berhasil mencatatkan capaian positif dalam peta perekonomian nasional.

Hal ini terlihat dari munculnya lebih dari 10 ribu wirausahawan baru sepanjang tahun, yang didominasi oleh penggerak ekonomi domestik.

“Kolaborasi dari semua sektor untuk mendukung UMKM di Surabaya bisa membuka peluang atau pasar yang baru. Dengan begitu perkembangan UMKM di Surabaya bisa semakin signifikan,” ungkapnya.

Untuk menjaga daya beli, Surabaya Shopping Festival (SSF), pada Mei 2025, dan Surabaya Holiday Super Sale (SHSS), pada Desember 2025, yang digelar secara masif dengan melibatkan belasan mal dan ribuan tenant. Diskon hingga 80 persen menjadi magnet wisatawan mancanegara maupun domestik.

Namun, di tengah gempuran konsumsi tersebut, Wali Kota Eri tetap menjaga stabilitas harga melalui High Level Meeting (HLM) bersama Satgas Pangan, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), Tim Percepatan dan Perluasan Ekonomi Digital (TP2ED), serta Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).

Wali Kota Eri menekankan pentingnya akses keuangan untuk menopang permodalan pedagang agar harga di pasar tetap terkendali. “Fokus utama adalah inflasi dijaga melalui implementasi digitalisasi yang terintegrasi dengan peningkatan akses keuangan daerah. Ketika seluruh elemen bergerak sinergis, pertumbuhan ekonomi akan tercapai dan kemiskinan akan menurun,” jelasnya.

Menutup tahun, data menunjukkan prestasi yang membanggakan, angka kemiskinan turun ke 3,56 persen, kemiskinan ekstrem menyentuh nol jiwa, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencapai 85,6 persen tertinggi di Jawa Timur. Sektor BUMD pun menyumbang dividen fantastis sebesar Rp204,6 miliar ke kas daerah.

Capaian impresif tersebut membuat Wali Kota Eri optimistis menyongsong tahun 2026. Berbekal potensi ekonomi bruto yang menembus Rp700 triliun, ia mematok target pertumbuhan ekonomi di atas angka 6 persen.

“Peningkatan kualitas SDM tetap menjadi kunci. Sebagai kota jasa dan gerbang utama Indonesia Timur, Surabaya memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Pertumbuhan yang optimal bisa dicapai ketika seluruh aspek bergerak bersama,” pungkasnya. (*)

Editor: Wetly