“Selain itu, melalui skema sister-city dengan beberapa kota di luar negeri (misalnya Kota Kitakyushu, Jepang), Surabaya juga berusaha memperkuat kerja sama di bidang investasi, teknologi, dan pembangunan,” paparnya.
Lasidi juga memastikan DPMPTSP Surabaya terus memperkuat layanan investasi. Upaya ini dilakukan mulai dari penyederhanaan perizinan, pembangunan infrastruktur, hingga penyediaan pendampingan bagi para investor. “Pemkot Surabaya membuat kemudahan perizinan lewat sistem daring (OSS dan SSW Surabaya) sehingga investor tidak perlu repot datang berulang,” sebutnya.
Bahkan, Lasidi menyebut, semua petugas teknis perizinan kini ditempatkan di satu lokasi, yakni Mal Pelayanan Publik (MPP) Siola. Upaya ini dilakukan untuk mewujudkan layanan one-stop service. “Dengan mekanisme ini, izin bisa terbit dalam hitungan 1-4 hari kerja setelah berkas lengkap. Sehingga memberi kepastian waktu dan kemudahan bagi investor,” tuturnya.
Untuk menangani kendala perizinan, Lasidi memaparkan DPMPTSP Surabaya juga menyediakan sejumlah kanal konsultasi cepat. Di antaranya Klinik Investasi untuk pendampingan informasi dan perizinan, serta Lapis Lupis untuk fasilitasi penyelesaian hambatan investasi dan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM).
“Kami juga menyediakan Pesona Buaya sebagai layanan jemput bola perizinan bagi pelaku UMK, serta Si Pintar berupa chatbot interaktif terkait perizinan dan investasi,” ungkap dia.
Lasidi menyampaikan, Pemkot Surabaya membentuk Tim Percepatan Investasi. Tim ini bertugas menyusun blueprint arah kebijakan investasi serta melakukan pendampingan perizinan. Termasuk monitoring LKPM agar investasi yang masuk dapat terealisasi. (*)





