“Sampah harus mulai kita lihat sebagai peluang, bukan lagi beban. Jika setiap wilayah mampu menangani sampah sejak dari sumbernya dari rumah, RT, dan kelurahan, maka sampah tidak perlu lagi menumpuk di TPA. Dengan inovasi dan kreativitas, sampah dapat menjadi sesuatu yang bernilai. Satu sisi kita menyelesaikan persoalan lingkungan, di sisi lain kita bisa mendapatkan manfaat ekonomi. Inilah saatnya kita memandang sampah sebagai sumber daya, ketika dikelola dengan baik,” jelas Gus Qowim.
Pelatihan ini menghadirkan praktik langsung, mulai dari teknik membuat kompos dari sampah organik hingga pembuatan sapu berbahan botol bekas air mineral. Peserta diberi kesempatan mempraktikkan proses pemilahan, pengolahan, dan pemanfaatan sampah yang berpotensi menghasilkan nilai tambah.
Selain fokus pada pengelolaan sampah, peserta juga memperoleh materi tambahan tentang jenis-jenis narkoba sebagai upaya memperkuat kewaspadaan dan pencegahan di lingkungan masyarakat. Materi disampaikan sebagai bagian dari komitmen bersama menciptakan lingkungan yang sehat, aman, dan produktif.
Kegiatan ini dihadiri sejumlah pihak, antara lain Kasat Narkoba Polres Kediri Kota AKP Endro Purwandi, Lurah Lirboyo Panji Hartawan, Ketua Pokmas Lirboyo Mapan Priyo Basuki beserta anggota, ketua RT/RW, pengurus LPMK dan Karang Taruna, serta seluruh peserta pelatihan. Pemerintah berharap kegiatan ini dapat mendorong gerakan kolektif dalam mengolah sampah di tingkat lokal sekaligus memperkuat ketahanan pangan keluarga. (*)





