Pertunjukan dibuka dengan adegan semedi Panembahan Senopati di bawah cahaya purnama, diiringi efek kabut dan alunan gamelan. Sosok Nyi Roro Kidul kemudian muncul dalam balutan busana hijau zamrud sebagai simbol kekuatan alam laut. Adegan pertemuan keduanya ditampilkan dengan efek cahaya hijau dan biru toska, menciptakan kilauan laut di tengah malam Kediri.
Momen sakral digambarkan dalam adegan pernikahan spiritual, saat Nyi Roro Kidul berpesan, “Kekuatan sejati bukan dari pedang, melainkan dari keseimbangan antara darat dan laut.” Nuansa mistik diperkuat oleh penampilan para penari Bedhaya Ketawang yang menghadirkan simbol kehadiran gaib sang Ratu Laut.
Kisah berlanjut pada penggambaran kejayaan Mataram setelah Panembahan Senopati memperoleh restu dari langit dan laut. Figur Ki Juru Martani muncul sebagai simbol kebijaksanaan, sementara rakyat dan pasukan kerajaan digambarkan dalam suasana kemenangan.
Pertunjukan ditutup dengan adegan puitis ketika Senopati berdiri di tepi pantai di bawah sinar bulan. Suara lembut Nyi Roro Kidul berbisik, “Selama engkau menepati janji, laut akan selalu bersahabat denganmu.” Gelombang hijau berpendar sebagai simbol keseimbangan alam.
Seluruh tata panggung, kostum, dan pencahayaan dirancang berbahan ramah lingkungan. Nuansa hijau “Glow Green” terasa dominan dari awal hingga akhir pementasan. Melalui “Samudra Kasetya”, PT Gudang Garam Tbk dan Pemerintah Kota Kediri berharap generasi muda semakin peduli menjaga budaya serta lingkungan. (*)





