KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Presidium Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kota Kediri, Imam Wihdan Zarkasyi, menyerukan agar KAHMI tampil sebagai kekuatan sosial yang nyata, bukan sekadar wadah nostalgia alumni. Menurutnya, nilai hijau-hitam HMI harus hidup di setiap ruang publik, baik dalam kegiatan sosial, olahraga, maupun di parlemen.
“KAHMI bukan hanya tempat reuni alumni HMI, tapi ruang aktualisasi nilai Islam, keindonesiaan, dan kecendekiaan dalam kerja nyata,” kata Imam pada acara Milad ke-59 KAHMI Kediri, Jumat, 10 Oktober 2025.
Dalam peringatan Milad yang digelar sederhana namun hangat itu, Imam menjadi motor penggerak kegiatan. Ia merancang rangkaian acara yang menggabungkan olahraga, bakti sosial, dan dialog kebangsaan dalam satu tema besar: Konsolidasi KAHMI untuk Indonesia Maju.
Bagi Imam, konsolidasi alumni HMI tak bisa berhenti di forum seremonial. Gerakan itu, katanya, harus menembus kehidupan masyarakat. “Pemberdayaan masyarakat harus berbasis potensi lokal. Di Kediri, itu artinya ekonomi rakyat dan lingkungan,” ujarnya.
Imam, yang kini duduk di DPRD Kota Kediri mewakili Dapil Mojoroto, memang dikenal sebagai figur muda yang getol mendorong ekonomi hijau. Sebelum terjun ke politik, ia membangun usaha di bidang daur ulang sampah dan pertanian hidroponik. Gagasannya tentang pembangunan berkelanjutan diwujudkan dalam program Pak Lek Ku, yakni akronim dari Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Ekonomi, Kepemudaan, dan UMKM.
“Kota Kediri ini butuh tumbuh lebih cepat. Sarjana, intelektual, dan kader HMI harus jadi pendorong pertumbuhan itu, bukan penonton,” tutur alumnus HMI yang akrab disapa Pak Lek Imam ini.
Ia menilai, KAHMI memiliki sumber daya mumpuni, mulai dari doktor, akademisi, hingga profesional yang dapat menjadi penggerak perubahan. “Kita dianggap punya ruang karena kita punya ilmu. Itu yang harus kita gunakan untuk memberi solusi bagi kota dan masyarakat,” katanya.