Pihaknya juga menyebutkan, jika saat ini menu mbg yang menyebabkan 16 siswa keracunan, sudah diambil sambelnya, untuk dilakukan uji laboratorium.
“Tadi sampel makanan sudah dibawa oleh petugas dari Dinas Kesehatan, untuk dilakukan uji lab,” ujar Suryo singkat.
Sementara Pengawas SD Kecamatan Semboro Heni Trirahmawati, saat dikonfirmasi media ini membantah, jika yang dialami 16 siswa di salah satu SD di Desa Sidomekar, adalah keracunan.
“Itu saya kira bukan keracunan mas, soalnya tidak semua siswa mual, hanya di satu sekolah saja, padahal dari 22 lembaga yang ada di sini (Semboro), ada 18 lembaga yang sudah menerima MBG, dan tidak ada masalah,” ujar Heni.
Namun meski demikian, agar peristiwa serupa tidak terulang lagi, kedepan pihaknya akan memperketat pengawasan, dengan melibatkan guru.
“Kedepan, agar hal serupa tidak terulang, kami akan melakukan pengawasan lebih ketat lagi, dan melibatkan guru-guru, bila perlu sebelum makanan diberikan kepada siswa, terlebih dahulu di cicipi guru,” pungkasnya.
Sementara itu dari data yang ada dari 18 lembaga yang menerima MBG gratis,hanya satu lembaga yang kedapatan siswanya yang mengalami menderita mual dan muntah,dan hal tersebut di benarkah oleh pihak dapur MBG. (*)