Ia menekankan bahwa PMI berbeda dengan pramuka karena jumlah anggotanya lebih terbatas dan fokus pada relawan kemanusiaan. Satu gugus PMR di sekolah rata-rata beranggotakan 40–50 siswa terlatih. Mereka dilatih dalam evakuasi bencana, pertolongan pertama, dapur umum, kesehatan, hingga kebersihan.
“Relawan PMI tidak digaji. Mereka bergerak murni sukarela. Namun, prestasi dalam Jumbara akan mendapatkan sertifikat resmi yang dapat digunakan sebagai nilai tambah saat mendaftar sekolah atau perguruan tinggi,” tambahnya.
Kegiatan Jumbara tahun ini juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-80 Palang Merah Indonesia yang dirayakan serentak di seluruh provinsi. Imam menegaskan bahwa kebutuhan akan aksi kemanusiaan PMI akan selalu relevan, baik dalam situasi bencana di dalam negeri maupun misi kemanusiaan internasional.
Dengan keikutsertaan ribuan remaja ini, PMI Jawa Timur berharap lahir generasi muda yang tangguh, peduli, dan siap menjadi garda terdepan dalam aksi-aksi kemanusiaan. (*)