Sementara itu, cabang olahraga angkat besi menjadi penyumbang medali terbanyak dengan 18 emas, 12 perak, dan 4 perunggu. Angka tersebut melampaui target awal yang hanya 15 emas.
Namun, tidak semua cabang menunjukkan hasil positif. Renang, misalnya, hanya menyumbang satu perak dari total 40 medali yang diperebutkan. Cabor geteball bahkan tak meraih medali sama sekali.
“Cabor-cabor ini akan kami evaluasi secara menyeluruh. Saya akan turun langsung melihat latihan mereka. Jangan-jangan persoalannya bukan di atlet, tapi pada manajemen atau pelatih,” kata Koko yang juga menjadi pembina cabor angkat besi.
Peningkatan prestasi Kota Kediri di Porprov juga menarik perhatian daerah lain. Kabupaten Sidoarjo, yang menempati posisi ketiga, melakukan studi banding ke Kediri untuk melihat sistem pembinaan yang diterapkan.
“Ini menjadi bukti bahwa sistem kita sedang berjalan ke arah yang benar. Tinggal kita perkuat lagi basis pembinaan dan seleksi atlet,” ungkap Koko.
Dengan bonus meningkat, pembinaan diperketat, dan ajang regenerasi disiapkan sejak dini, Kota Kediri tampaknya tak ingin sekadar jadi peserta di Porprov berikutnya. Mereka sedang membangun fondasi agar bisa jadi juara. Bukan karena keberuntungan, tapi karena sistem yang bekerja.(*)