Surabaya Perketat Pengawasan Jam Malam Anak saat Libur Sekolah

Surabaya Perketat Pengawasan Jam Malam Anak saat Libur Sekolah
Pengawasan jam malam anak di Kota Surabaya diperketat saat liburan sekolah. Kebijakan ini diberlakukan mulai pukul 22.00 hingga 04.00 WIB, dengan pengawasan mengedepankan persuasif dan edukatif.

“Kami mengapresiasi kekompakan lintas sektor di Surabaya yang bergerak cepat dan tanpa biaya tambahan,” tegas Ida.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, Yusuf Masruh, menegaskan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah, keluarga, dan lingkungan. Menurutnya, Dispendik telah menyampaikan sosialisasi kebijakan ini kepada kepala sekolah dan guru.

“Kebijakan ini penting, terutama saat liburan, untuk memastikan anak-anak tetap memiliki tugas dan tanggung jawab. Kami berharap adanya pemantauan bersama antara keluarga dan sekolah untuk mendukung pendidikan anak,” kata Yusuf.

Ia juga mengapresiasi pendekatan humanis Wali Kota Eri Cahyadi dalam berkomunikasi dengan anak-anak, yang membuat mereka merasa nyaman. Hal ini selaras dengan program Tujuh Praktik Baik untuk Anak Indonesia Hebat, termasuk kebiasaan tidur lebih awal setelah Salat Isya.

“Pentingnya sinergi antara sekolah dan keluarga terlihat dari kasus di mana anak-anak tidak pulang ke rumah saat liburan, namun kembali saat jam sekolah,” ujar Yusuf.

Yusuf menekankan pentingnya konsistensi dalam membangun karakter anak. Di sekolah, anak-anak diajarkan tanggung jawab, kebersihan, dan ibadah. Dispendik mendorong agar nilai-nilai tersebut juga diterapkan di rumah.

“Manajemen sekolah dan kelas harus bersinergi dengan manajemen keluarga. Pola asuh yang teratur, seperti istirahat setelah sekolah, mengaji setelah Ashar, belajar setelah Magrib, dan bangun pagi, harus disinkronkan antara sekolah, orang tua, dan lingkungan RT/RW,” jelasnya.

Ia menambahkan, Balai RW bisa dimanfaatkan sebagai ruang kegiatan anak yang positif. Karang Taruna juga didorong untuk mengembangkan talenta anak muda.

Di Balai RW, Dispendik telah menyiapkan program seperti di antaranya “Sinau Bareng” (belajar bersama) dan “Ngaji Bareng” (mengaji bersama). Yusuf mengaku prihatin melihat anak-anak yang lebih memilih nongkrong di warung kopi.

“Kami berharap lingkungan dapat bersinergi dengan program sekolah yang telah dirancang dan dilanjutkan oleh orang tua,” imbuhnya.

Selain itu, Yusuf mengungkap bahwa Dispendik Surabaya juga aktif terlibat dalam penjangkauan jam malam untuk memastikan keselarasan program pendidikan dengan kebijakan pemerintah. “Kami juga menekankan pentingnya membangun karakter agama pada anak, di samping kemampuan akademik atau bakat lainnya,” ujarnya.

Menjelang tahun ajaran baru, Dispendik Surabaya berencana menggelar pertemuan dengan orang tua untuk menyampaikan program sekolah dan jadwal aktivitas anak. Yusuf menekankan pentingnya untuk mengkomunikasikan aktivitas anak setelah pulang sekolah kepada orang tua.

“Kami berharap semua pihak, baik orang tua maupun lingkungan memahami bahwa anak-anak adalah tanggung jawab bersama. Edukasi memang pahit di awal, tetapi manis di masa depan,” ujarnya. (*)

Editor: Wetly