“Karena organisasi ini multiagama, jadi ada agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, bahkan Konghucu. Anak-anak yatim ini bercampur rata semuanya, sehingga tadi ada doa lintas agama, karena tidak hanya satu agama saja,” ungkapnya.
Rini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran, dan materi. Ia juga menekankan bahwa kolaborasi ini secara inheren menegaskan nilai toleransi.
“Karena memang kami lintas agama, organisasi kami ini beragam. Tidak hanya dari sektor agama saja, tapi juga dari budaya, hobi, dan bermacam-macam latar belakang. Jadi, acara santunan anak yatim ini adalah salah satu cara untuk mempererat keakraban dan solidaritas kami. Dan tentunya, membawa berkah,” ujarnya.
Para penerima santunan mendapatkan tas berisi buku sekolah, pulpen, pensil, dan camilan, sebagai dukungan menjelang tahun ajaran baru. Tak hanya itu, mereka juga mendapat bantuan tunai dan bingkisan makanan ringan. GOW juga menyediakan transportasi untuk memudahkan kedatangan mereka, serta hiburan yang disajikan oleh anak-anak, memastikan kebahagiaan mereka saat pulang.
“Harapannya, kegiatan santunan ini menjadi gerakan sosial yang berkelanjutan, mengakar dalam budaya masyarakat kita, dan menjadi cerminan karakter Kota Surabaya, kota yang tidak hanya maju dalam pembangunan fisik, tetapi juga unggul dalam nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, dan solidaritas,” ulasnya.
Rini mengimbau untuk seluruh elemen masyarakat untuk memelihara semangat gotong royong dan kepedulian. Menegaskan bahwa cinta kasih harus menjadi pondasi utama dalam mewujudkan kota yang beradab dan berkeadilan sosial.
“Saya percaya, bahwa kepedulian adalah jembatan menuju keberkahan. Apa yang kita tanam hari ini, akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir manfaatnya di kemudian hari. Apalagi kepada anak-anak yatim, yang hak-haknya sangat dijaga dalam ajaran agama,” imbuhnya. (*)