“Ketika tempat liburan itu banyak orang datang, akhirnya banyak pemasukan, (perekonomian) restorannya jalan, hotelnya jalan, sehingga ada pajak yang masuk,” terangnya.
Eri menegaskan, semakin banyak wisatawan berkunjung ke Surabaya, secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) ke depannya. Kemudian hasilnya bisa digunakan untuk anggaran sekolah gratis, kesehatan gratis, dan sebagainya.
“Makanya, menata kota itu agar investasi masuk. Ketika semua berkunjung untuk wisata di Surabaya, semuanya (perekonomian) bisa bergerak. Kami akan terus berkomitmen untuk meningkatkan kenyaman tempat wisata di depannya,” tandasnya.
Berdasarkan data platform perjalanan digital asal Singapura mencatat, Surabaya masuk ke dalam daftar pilihan favorit wisatawan untuk liburan singkat (micro-travel). Berdasarkan data pemesanan platform perjalanan digital tersebut, Surabaya salah satu dari sepuluh destinasi terbaik di Asia.
Meskipun berada di urutan ke sepuluh, Surabaya mampu bersaing dengan kota-kota lain di Asia. Diantaranya, Kota Kuala Lumpur (Malaysia), Seoul (Korea Selatan), Taipei (Taiwan), Manila (Filipina), Pattaya (Thailand), Jeju (Korea Selatan, Nagoya (Jepang), Kaohsiung (Taiwan), dan Penang (Malaysia).(*)