Memenuhi Panggilan Allah Melalui Kloter Kun Fayakun (Langit)

Laporan H.S Makin Rahmad - 6

Memenuhi Panggilan Allah Melalui Kloter Kun Fayakun (Langit)

Catatan H. Samiadji Makin Rahmat, Ketua Forum Pimred SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Jatim & Santri Embongan Ponpes Darul Musthofa Gondanglegi Kabupaten Malang

IKHTIAR adalah bagian dari perjuangan meraih harapan dan cita. Sebagai seorang jurnalis, tentu selalu dituntut untuk tanggap terhadap berbagai macam hal, setidaknya memahami 5W-1H.

Istilah “5W 1H” dalam bahasa Indonesia sering dikenal dengan “Adiksimba”. Adiksimba adalah singkatan “Apa, Di mana, Kapan, Siapa, Mengapa, Bagaimana”. “5W 1H” merupakan metode atau panduan pertanyaan yang digunakan jurnalis untuk mengumpulkan informasi, menyusun berita, atau menganalisis masalah.

Secara lebih detail, unsur 5W 1H (Adiksimba) adalah:
Apa (What): Mencakup peristiwa atau kejadian yang terjadi. Di mana (Where): Mencakup lokasi atau tempat kejadian berlangsung. Kapan (When): Mencakup waktu atau tanggal terjadinya peristiwa.
Siapa (Who): Meliputi pihak-pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Mengapa (Why): Mencakup alasan atau sebab-musabab terjadinya peristiwa. Bagaimana (How): Mencakup cara atau metode terjadinya peristiwa.

Tentu dalam kaitan tersebut, beragan peristiwa yang menurut akal sulit dinalar, bila Allah SWT sudah berkehendak, maka tidak ada yang mustahil. Sesuai firman Allah SWT:
“Dan mereka merencanakan, dan Allah juga merencanakan. Dan Allah sebaik-baik perencana.” (QS Ali Imran: 54) dan QS Al-A’la 1-3: “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan (semua mahluk) dan menyempurnakannya, yang memberi takdir kemudian mengarahkan(nya).”

Secara kebetulan, saat rapat koordinasi dan Harmonisasi Pelayanan Ibadah Haji oleh Pengurus IPHI Kabupaten Sidoarjo, pada akhir Nopember 2024, Kasi PHU Drs. Khaidar MAg, memberi tahu adanya pendaftaran Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI).

Secara spontan, saya segera melengkapi data dan persyaratan awal dari rangkaian kegiatan di bidang pelayanan umroh dan haji, saya telah kompeten untuk ikut seleksi Pembimbing Ibadah (Bimbad) PPIH 1446/ 2025. Akhirnya, saya mendaftarkan diri sebagai Bimbad PPIH melalui Kemenag Sidoarjo dan lolos seleksi pertama pada 2 Desember 2024 ditetapkan oleh Kepala Kanwil Kemenag Jatim Dr. KH. Ahmad Sruji Bahtiar. Kebetulan saya nomor urut tujuh dari 9 peserta yang dinyatakan lolos.

Uniknya, saya awalnya mengira proses lanjutan seleksi masih lama. Ternyata diberitahu Kasi PHU (Penyelenggara Haji dan Umroh) Drs. H. Khoidar, MAg tinggal besok. Seingat saya, usai acara Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Sidoarjo.

Maka, saya secara maraton dibantu staf Kemenag Sidoarjo dan putri saya Farra Lailatus Sa’idah segera membuat akun baru, melampirkan persyaratan dan surat-surat pernyataan, termasuk rekomendasi dari Ormas atau Ponpes. Akhirnya, saya minta tolong Gus Khobir, atau KH Abdul Khobir Huda pemangku Ponpes Al Falah Siwalan Panji Buduran. Intinya, semua terpenuhi, tinggal tes di Asrama Haji Sukolilo.

Jadwal tes pun diberitahu mendadak karena keteledoran saya tidak membuka email. Singkatnya, tes pertama lolos, hingga berlanjut ke level Kanwil Kemenag Jatim di Asrama Haji Sukolilo. Dari tes tulis (CAT) dan wawancara, saya mendapatkan nilai nomor urut 9, sementara Kouta untuk petugas Bimbad Kloter dari Sidoarjo butuh 8 orang. “Wes, durung wayahe,” batin saya, usai dikabari Kakan Kemenag Sidoarjo Drs. H. Mufi Imron Rosyadi MAg.

Seiring perjalanan waktu, ada informasi bila formasi untuk Bimbad Kloter memungkinkan, masih ada peluang dengan syarat mengajukan permohonan termasuk ikut Bimtek mandiri. Saya pun memilih pasif, bahkan saat Bimtek dilaksanakan saya malah dapat amanah melaksanakan pendampingan jamaah umroh.