Takir plontang memiliki makna simbolik, antara lain sebagai wadah untuk menyajikan makanan yang bermakna keberkahan, dan juga sebagai simbol dari kegiatan berkumpul yang melambangkan persatuan dan kesatuan masyarakat yang guyub rukun.
Sebelum ritual adat untuk keselamatan, sejumlah tokoh masyarakat membacakan surat yasin dan tahlil serta berdoa kepada Sang Pencipta supaya semua warga diberi keselamatan. Disamping itu juga mendoakan para korban kecelakaan yang meninggal dunia agar dipuji dosa-dosanya dan ditempatkan di sisiNya.
Acara dilanjutkan dengan tauziah oleh ustad setempat dilanjutkan dengan kembul bujono (jamuan makan bersama-sama) dilakukan untuk mempererat tali silaturahmi, menunjukkan rasa syukur atas rezeki dan juga sebagai bagian dari prosesi ritual.
Warga berharap, dengan prosesi ritual adat selamatan bersama bisa meningkatkan rasa syukur atas nikmat Tuhan, mempererat tali silaturahmi, dan memohon keselamatan serta keberkahan bisa terhindar dari balak serta menjadi momen untuk berbagi kebahagiaan dan memperkuat rasa kebersamaan antar warga. (*)
