Kediri  

Desak Keadilan untuk Rayyan, Ratusan Anggota PSHT Kabupaten Kediri Tabur Bunga

Desak Keadilan untuk Rayyan, Ratusan Anggota PSHT Kabupaten Kediri Tabur Bunga
Anggota PSHT menabur bunga di lokasi meninggalnya Moh. Hidris Rayyan, korban pengeroyokan, sebagai bentuk solidaritas dan desakan terhadap penegakan hukum. (Foto: Moch Abi Madyan)

Aksi Simpatik yang Membeludak

Awalnya, acara tabur bunga hanya dirancang sebagai agenda kecil yang diikuti oleh keluarga korban dan beberapa anggota PSHT Cabang Kediri yang tinggal di sekitar lokasi kejadian. Namun, gelombang solidaritas membeludak. Ratusan anggota PSHT dari berbagai daerah berdatangan secara spontan setelah mendengar informasi kegiatan tersebut.

Meski sempat tertahan di beberapa titik, kehadiran mereka menunjukkan satu hal yakni PSHT bersatu, dan mereka tidak akan tinggal diam saat salah satu saudaranya menjadi korban ketidakadilan.

“Kami sangat mengapresiasi kehadiran mereka. Ini bukti bahwa PSHT tidak hanya bersaudara dalam semboyan, tetapi dalam tindakan nyata,” ujar Diva.

PSHT Bentuk Tim Investigasi: Keadilan Tak Akan Dibiarkan Layu

Dalam kesempatan itu, Diva juga mengumumkan bahwa pihaknya telah membentuk tim investigasi internal. Tim ini ditugaskan untuk mengumpulkan bahan keterangan, termasuk kesaksian dan bukti-bukti pendukung lainnya, yang nantinya akan diserahkan kepada penyidik sebagai bentuk kontribusi terhadap jalannya proses hukum.

“Kami akan kawal kasus ini sampai tuntas. Jangan sampai ada kesan pembiaran atau keadilan yang dibungkam,” tandasnya.

Peringatan untuk Semua: Keadilan Harus Jadi Milik Bersama

Kematian tragis Moh. Hidris Rayyan tak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan komunitas PSHT, tapi juga menjadi peringatan keras bagi semua pihak bahwa kekerasan jalanan dan tindakan anarkistis harus dihentikan. Lebih dari itu, penegak hukum tidak boleh bermain-main dalam menegakkan keadilan.

PSHT telah berbicara. Kini, giliran aparat hukum menunjukkan bahwa mereka masih layak dipercaya oleh rakyat. Sebab bila tidak, gelombang solidaritas bisa berubah menjadi gelombang perlawanan yang lebih besar.(*)

Penulis: Moch Abi Madyan