Menurut Lilik, sebagian besar termasuk ODS yang guru TPQ, kadang kadang tiba-tiba kepalanya pusing karena memikirkan sesuatu atau menyiapkan acara, walaupun sifatnya rutin. “Jadi ya harus sabar mengajak teman-teman ODS selalu stabil dan stabil,” katanya, Kamis (7/11/2024).
Cerita dari ODS guru TPQ, adalah bagian dari menyiapkan kesehatan mental angkatan muda di Sidoarjo. Tentu saja tetap membutuhkan bantuan dan kerja pihak pihak terkait. Supaya program baik dalam menstabilkan ODS dapat terwujud.
Lilik menjelaskan, bahwa Yayasan Lentera Kesehatan Nusantara (YLKN) bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Civil Society Organization (CSO) Kabupaten Sidoarjo, pada tanggal 27 Oktober 2024 di Ruang Bale Bumi Mojopahit RSUD R. Notopuro Sidoarjo, menggelar Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS).
Lilik menjelaskan, pada acara HKJS ke-31 itu, mengajak masyarakat di Kabupaten Sidoarjo merayakan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS), menyesuaikan dengan tema HKJS 2024 “It’s time to prioritize mental health in the workplace.” Tema ini mengajak angkatan kerja untuk memiliki kesiapan kesehatan mental di tempat kerja.
Peringatan HKJS 2024 memfokuskan untuk mengkampanyekan kesehatan jiwa dan mengedukasi masyarakat tentang isu-isu terkait kesehatan jiwa, khususnya kepada generasi muda yang akan memasuki lapangan kerja maupun yang sudah bekerja.
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia atau World Mental Health Day diperingati setiap tahunnya pada tanggal 10 Oktober. dengan tema “Mari memprioritaskan kesehatan jiwa di tempat kerja”.
Pada peringatan HKJS 2024 ini, YLKN bersama OPD dan CSO Kabupaten Sidoarjo menggelar berbagai acara, antara lain display foto dan video Orang Dengan Skizofenia (ODS), display karya/hasil kerajinan ODS, berbagai lomba untuk ODS, penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat luas terkait kesehatan jiwa, penampilan musik/elekton oleh ODS, dan kegiatan lain.
Di Indonesia, permasalahan kesehatan jiwa, khususnya skizofrenia, masih cukup tinggi. Menurut data WHO, prevalensi gangguan mental di Indonesia mencapai 9,8% pada tahun 2021, dengan angka depresi mencapai 6,6%. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat di tahun 2024, terutama akibat dari dampak pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.
Konsultan YLKN Pusat, Hartono menyampaikan bahwa sejak 2020 hingga 2024, YLKN telah ikut serta berkontribusi mengatasi masalah gangguan jiwa di 3 kecamatan intervansi, yaitu Kecamatan Tarik, Krian, dan Wonoayu melibatkan 110 kader kesehatan jiwa, menyasar 294 Orang Dengan Skizofrenia (ODS), dengan tingkat keberhasilan minum obat mencapai 84.7%.