PONOROGO (Wartatransparansi.com) – Yayasan Lentera Kesehatan Nusantara (YLKN) bersama PC-LKNU Kabupaten Ponorogo mengajak para pemuda di Kabupaten Ponorogo, menyiapkan kesehatan mental angkatan kerja muda di Ponorogo.
“Dalam rangka merayakan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) pada tanggal 28 Oktober 2024. Kebetulan tanggal 28 Oktober bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Tema HKJS 2024 adalah “It’s time to prioritize mental health in the workplace.” Tema ini mengajak angkatan kerja untuk memiliki kesiapan kesehatan mental di tempat kerja,” kata Hartono, Konsultan Yayasan Lentera Kesehatan Nusantara (YLKN) Pusat.
Menurut dia, peringatan HKJS di Ponorogo, 28 Oktober lalu, dihadiri lebih dari 500 peserta yang sebagian besar diikuti oleh pelajar tingkat SLTA dan para santri.
Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2024, lanjut dia, bertujuan untuk mengkampanyekan kesehatan jiwa dan mengedukasi masyarakat tentang isu-isu terkait kesehatan jiwa, khususnya kepada generasi muda yang akan memasuki lapangan kerja maupun yang sudah bekerja.
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia atau World Mental Health Day diperingati setiap tahunnya pada tanggal 10 Oktober. The World Federation for Mental Health mengumumkan bahwa tema peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia pada tahun 2024 ini adalah “LET’S PRIORITIZE MENTAL HEALTH IN THE WORK PLACE (Mari memprioritaskan kesehatan jiwa di tempat kerja). “Ini merupakan peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia berlangsung untuk yang ke-31,” tandanya.
Pada peringatan HKJS 2024 ini, menurut Hartono, YLKN bersama PC-LKNU Kabupaten Ponorogo menggelar berbagai acara, antara lain Gema Shalawat, Pagelaran Seni Tahlilan, talk show dengan Topik Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat untuk Memprioritaskan Kesehatan Mental di Tempat Kerja.
Pada acara HKJS di Ponorogo, kata Hartono bersama Nurcholis koordinator YLKN Ponorogo, Senin (4/11/2024), acara itu juga dipamerkan produk hasil karya kerajinan tangan para ODS, antara lain keset, sapu, kelud, tas, dan lain-lain.
Di Indonesia, permasalahan kesehatan jiwa, khususnya skizofrenia, masih cukup tinggi. Menurut data WHO, prevalensi gangguan mental di Indonesia mencapai 9,8% pada tahun 2021, dengan angka depresi mencapai 6,6%. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat di tahun 2024, terutama akibat dari dampak pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.
Pada sesi talk show dengan narasumber dr. Syahrizal Syarief MPH, Ph.d, sebagai Pembina Yayasan Lentera Kesehatan Nusantara, juga menyoroti pentingnya ketersediaan tenaga kesehatan mental. (*)