SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memamerkan sejumlah capaian Jatim di bawah kepemimpinannya saat debat kedua pemilihan gubernur atau Pilgub Jatim 2024 di Grand City, Surabaya, Minggu malam (3/11/2024).
“Kami ingin menyampaikan 5 tahun terakhir, tepatnya pada tahun 2023 menjadi investasi tertinggi selama kami memimpin dengan nilai investasi Rp 140 triliun,” kata Khofifah.
Pertumbuhan ekonomi Jatim juga tumbuh inklusif, artinya setiap tumbuh maka akan membuka lapangan kerja. Tingkat pengangguran terbuka di Jatim lebih rendah daripada nasional. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jatim lebih tinggi daripada nasional. “Begitu banyak penghargaan yang kami terima, baik regional, nasional, maupun internasional, karena kerja keras kita semua, sinergitas kita semua,” ujar Khofifah.
Hampir 2 hari sekali, menurut Khofifah, mendapat penghargaan itu sehingga totalnya menjadi 738 penghargaan. Khofifah juga mengatakan bahwa Pemrov Jatim selama kepemimpinannya telah melakukan berbagai hal untuk tata kelola pemerintah yang bersih. Hal itu dapat terlihat pada penilaian Monitoring Center for Prevention (MCP) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Jatim dapat skor 92, sedangkan nasional 75. Artinya, ada keseriusan dan komitmen yang kami lakukan untuk tata kelola pemerintah yang baik,” ucap Khofifah usai debat.
Pernyataan Khofifah ini menanggapi calon Gubernur Jatim nomor urut 1 Luluk Nur Hamidah yang menyoroti data bahwa Jatim memiliki kasus korupsi terbanyak di Indonesia. “Data ICW (Indonesia Corruption Watch) pada 2023 Jawa Timur memiliki kasus korupsi terbanyak di Indonesia. Inilah realitas yang harus kita tuntaskan,” kata Luluk dalam sesi debat.
Pasangan nomor urut 1 Luluk Nur Hamida dan Lukmanul Khakim berjanji tak akan ada lagi warga Jatim yang nganggur saat dirinya terpilih nanti. “Pilkada ini merupakan momentum untuk evaluasi dan koreksi kepemimpinan sebelumnya, hadirnya Luluk-Lukman adalah jawaban atas kegelisahan masyarakat yang ingin perbaikan di Jawa Timur,” kata Lukman.
Sementara itu, pasangan Tri Rismaharini (Risma)- Zahrul Azhar Asumta berjanji akan memberikan subsidi Penerimaan Negara Bukan Pajak bagi nelayan di Jawa Timur. “Nilai tawar nelayan itu cukup rendah di Jawa Timur. Oleh karena itu, saya tidak akan menarik PNPB untuk nelayan. Kalau pemerintah pusat mau menarik PNBP dari nelayan, kami yang miskin. Maka, kami akan membayar untuk nelayan,” kata Risma.
Dengan memberikan subsidi PNBP dan memberi fasilitasi, menurut Risma, hal itu bisa membuat nilai tukar nelayan lebih tinggi dan tidak perlu direpotkan dengan beban membayar yang sebetulnya tak terlalu besar. “Oleh karena itu, kami lakukan bagaimana memberi insentif supaya mereka keluar dari kemiskinan,” ujarnya. Menurut Risma, komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat sangat penting untuk memperjuangkan kepentingan daerah.
Sesuai dengan aturan yang ditetapkan KPU Jatim, debat Pilgub Jatim akan digelar 3 kali. Tiga paslon dengan cagub sama-sama perempuan mengikuti debat, yakni Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, dan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta.
Luluk-Lukmanul nomor urut 1 diusung PKB. Khofifah-Emil nomor urut 2 diusung koalisi Gerindra, Golkar, Demokrat, NasDem, PAN, PKS, PPP, PSI, Perindo, Partai Buruh, Gelora, PBB, PRIMA, Garuda, dan PKN. Terakhir nomor 3, Risma dan Gus Hans diusung PDIP, Hanura, dan Partai Ummat. (*)