Sebelum melanjutkan laporan khusus sebagai catatan perjalanan selama umrah bersama Balubaid Tour and Travel, sesuai Pedoman Pemberitaan Media Siber angka 4 dalam hal mengenai “Ralat, Koreksi, dan Hak Jawab” bahwa Ralat, koreksi, dan hak jawab mengacu pada Undang-Undang Pers, Kode Etik Jurnalistik, dan Pedoman Hak Jawab yang ditetapkan Dewan Pers.
Ralat, koreksi dan atau hak jawab wajib ditautkan pada berita yang diralat, dikoreksi atau yang diberi hak jawab.
Di setiap berita ralat, koreksi, dan hak jawab wajib dicantumkan waktu pemuatan ralat, koreksi, dan atau hak jawab tersebut.
Sebagaimana Pasal 17 Undang Undang Pers bahwa;
Masyarakat dapat melakukan kegiatan untuk mengembangkan
kemerdekaan pers dan menjamin hak memperoleh informasi yang diperlukan.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa:
a. memantau dan melaporkan analisis mengenai pelanggaran
hukum, etika, dan kekeliruan teknis pemberitaan yang dilakukan
oleh pers;
b. menyampaikan usulan dan saran kepada Dewan Pers dalam
rangka menjaga dan meningkatkan kualitas pers nasional.
Berdasarkan ketentuan perundang undangan di atas, maka dengan sekaligus meralat dan membenarkan bahwa Bu Sri Budiarti (biasa dipanggil Bu Cici), Bu Elyasih dan Bu Imelda Budiati satu rombongan wanita dari Jakarta. Dengan demikian kesalahan sudah diralat.
Saat duduk di pesawat Amin Ahmad menyapa ke semua jamaah dan memberitahukan bahwa pesawat Saudi Airline ini menyediakan fasilitas mushola untuk sholat (ketika tepat dluhur di suatu negara yang dilintasi).
Pada saat waktu diumumkan dluhur setelah terbang hampir 5-6 jam, dan baru bangun dari tidur begitu setelah mendengarkan Musik Arabia Clasic, maka bergegas ke toilet terdekat, tetapi antre hingga 3 penumpang.
Lantas ke toilet paling belakang atau di buntut pesawat. Alhamdulillah sebelum sampai toilet ada mushola ukuran 2,5 meter persegi dengan disediakan sajadah carpet warna hijau dengan bunga bunga. Setelah dari toilet langsung saya sholat dluhur, sesuai dengan petunjuk atau fatwa dari guru ngaji bahwa sholat itu hanya hormatil waktu, nanti tetap sholat saat tiba di tempat tujuan, jika sudah diniatkan musyafir dengan qosor atau jamak saja terserah.
Alhamdulillah setelah salah seorang pramugari sholat dan menggulung kembali carpet, saya kemudian kembali menggelar carpet kemudian melaksanakan sholat dluhur, Alhamdulillah kekhawatiran cuaca tidak mendukung, hanya biasa biasanya kadang agak goyang. “Itulah pertama kali sholat dengan gerakan sempurna di atas pesawat dengan keyakinan sesuai mushola arah pesawat melaju adalah kiblat.
Oh iya, penerbangan bersama Balubaid dengan menggunakan jenis pesawat tipe Boeing 777-300 ER. Sebagaimana rilis dari Saudi Airline bahwa armada tersebut merupakan pesawat dengan tipe termuda dan berada dalam kondisi yang baik. Adapun armada yang dimiliki oleh Saudia saat ini rata-rata usianya tidak lebih dari lima tahun.
Bahkan, upaya memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang, penerbangan ini telah melalui serangkaian prosedur protokol kesehatan sebagai standardisasi penerbangan di era kenormalan baru dan telah mengikuti ketentuan regulasi yang telah di terapkan oleh pemerintah Indonesia dan Arab Saudi.
Pesawat Saudia juga telah di lengkapi teknologi HEPA filter (High Efficiency Particle Air) dan sterilisasi UVC dengan memanfaatkan sinar Ultra Violet yang dipancarkan. Teknologi ini bertujuan untuk menjaga kabin agar tetap steril dan terbebas dari virus.
Sebagai informasi, Saudia juga mendapatkan penghargaan dari Airline Passenger Experience (APEX) dengan kategori Diamond dalam hal kesehatan dan keamanan. Penghargaan tersebut merupakan status tertinggi yang diberikan kepada maskapai untuk mengapresiasi usaha mereka dalam menerapkan protokol kebersihan di seluruh kegiatan operasionalnya.
Tidak hanya umroh, Saudia juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung penerbangan haji tahun ini sebagaimana sudah terlaksana.
Terbang menjalankan ibadah umrah bersama rombongan kecil, dengan diberi pemandu sejak di stasiun kereta di Jeddah terasa nikmat dan banyak memanjatkan puja puji syukur. “Sampai di Jeddah atau Madinah nanti pasport dan buku kuning vaksin maginitis diserahkan Muhammad,” kata Amin.
Muhammad sebagai TL dan tim media bersama Nanang juga selalu mengingatkan secara teknis sebagai tamu Allah, “Nanti sebagai tanda pengenal beserta barcotnya sudah ada di KTP dari Balubaid,” kata Muhammad.
Sementara Nanang sibuk mencari moment video dan foto menarik untuk dipersembahkan langsung dalam grup. Alhamdulillah semua aktifitas sejak keberangkatan terdokumentasi dengan baik. (Djoko Tetuko/bersambung)