Kediri  

BKKBN Jalin MoU dengan LDII untuk Pencegahan Stunting Menuju Generasi Sehat dan Cerdas Indonesia Emas 2045

BKKBN Jalin MoU dengan LDII untuk Pencegahan Stunting Menuju Generasi Sehat dan Cerdas Indonesia Emas 2045

BKKBN Jalin MoU dengan LDII untuk Pencegahan Stunting Menuju Generasi Sehat dan Cerdas Indonesia Emas 2045
Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo (kiri) dan Ketua Umum LDII, Criswanto Santoso (kanan) sedang menandatangani MoU Pencegahan Stunting menuju generasi sehat dan cerdas Indonesia Emas 2045

KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia (BKKBN RI) telah menjalin kerja sama strategis dengan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang bertujuan untuk pengenalan penyebab dan pencegahan stunting. Kerja sama ini merupakan langkah penting dalam menciptakan generasi sehat dan cerdas menuju Indonesia Emas 2045.

Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, mengutarakan, bahwa stunting masih menjadi salah satu tantangan besar dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Oleh karena itu, kerja sama dengan berbagai organisasi masyarakat, termasuk LDII, sangat penting untuk memperluas jangkauan sosialisasi dan edukasi mengenai pencegahan stunting.

” Kami menjalin MoU kerja sama dengan LDII karena mencerdaskan generasi penerus bangsa adalah tanggung jawab bersama. Program LDII memiliki kesamaan dengan visi BKKBN, sehingga sinergi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas upaya pencegahan stunting dan menciptakan generasi yang sehat dan cerdas,” ujar Hasto, usai acara penandatanganan MoU dilaksanakan di Pondok Wali Barokah LDII Kediri.

Menurutnya, sebagai bagian dari kerja sama ini, BKKBN akan mengintegrasikan program-program unggulannya seperti Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Balita. Program Bina Keluarga Remaja (BKR) bertujuan untuk memberikan edukasi dan pendampingan kepada remaja tentang kesehatan reproduksi, perencanaan keluarga, dan pentingnya gizi seimbang. Sementara itu, program Bina Balita berfokus pada upaya pemantauan tumbuh kembang balita serta memberikan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya asupan gizi yang baik untuk mencegah stunting.

Oleh sebab itu, sambung Hasto, LDII sebagai mitra strategis, akan memanfaatkan jaringannya yang luas di berbagai daerah untuk mendukung pelaksanaan program-program BKKBN tersebut. Khususnya dalam bidang agama, kebangsaan, pendidikan, dan kesehatan.

Peran organisasi masyarakat (ormas) keagamaan di Indonesia sangat penting dalam menerjemahkan dan mengatasi berbagai kendala yang dihadapi oleh generasi penerus bangsa di era saat ini.

” Saya mengutip ada nasehat dari ulama didiklah anak dan cucumu sesuai dengan zamannya. Karena dia tidak dilahirkan di zamanmu,” urai Hasto.

Selain peran ormas dan ulama, santri di Ponpes Wali barokah LDII dapat menjadi duta generasi berencana (genre) guna mencegah triad KRR khususnya di kalangan remaja seusia mereka, yaitu menghindari pernikahan dini, menjauhi seks bebas, serta bebas napza (narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya).

” Kami berharap fungsi dari duta genre dapat memberikan informasi pengetahuan kepada teman sebayanya mewakili kami,” ungkapnya.

BKKBN Jalin MoU dengan LDII untuk Pencegahan Stunting Menuju Generasi Sehat dan Cerdas Indonesia Emas 2045
Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo (kiri) dan Ketua Umum LDII, Criswanto Santoso (kanan) sedang diwawancarai awak media

Sementara itu, Ketua Umum LDII, Criswanto Santoso, menyampaikan bahwa pencegahan stunting merupakan kebutuhan mendesak, baik bagi LDII maupun bangsa Indonesia dalam menyongsong Generasi Sehat dan Cerdas Indonesia Emas 2045.

LDII berkomitmen untuk berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting melalui berbagai program dan kegiatan yang sejalan dengan visi BKKBN. Namun, ia menekankan pentingnya dukungan penuh dari pemerintah untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan program-program tersebut.

” Maka kami (LDII-red) mencoba mensinergikan, dengan pemerintah (BKKBN RI-red) untuk mengoptimalkan kinerja program antara kedua belah pihak agar memberikan saling mendukung dengan satu sama lainnya,” kata Criswanto.

Sambung Criswanto, komitmen BKKBN dan LDII dalam pencegahan stunting tidak hanya berhenti pada penandatanganan MoU. Kerjasama ini diharapkan dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat, dari tataran atas hingga ke bawah di seluruh Indonesia.

“Kerjasama ini bukan sekedar MoU, tetapi harus diwujudkan dalam aksi nyata di seluruh lapisan masyarakat. Dari tingkat pusat hingga ke daerah, semua harus bergerak bersama,” tutupnya. (*)