SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Tim Sepakbola Wanita Gressia FC Gresik berhasil menjadi juara Pertiwi Kajati Jatim. Dibabak final Gressia mengalahkan Persikoba Putri Kota Batu dengan skor 2-1.
Merespon turnamen berlebel Piala Pertiwi Kajati Jatim Cup 2024, Seretaris Asprov PSSI Jawa Timur Djoko Tetuko mengatakan, sukses pelaksanaan turnamen sepakbola wanita memperebutkan Piala Kajati Jatim menjadi sinyal kebangkitan sepakbola wanita Jawa Timur. Bahkan dari Kajati Cup ini akan menggerakkan sepakbola wanita secara nasional.
Terlebih kalau ini kemudian diikuti oleh Kajati Kejati Provinsi lainnya di seluruh Indonesia. “Bukan tidak mungin dari Jawa Timur akan muncul turnamen sepkabola wanita piala Kajagung (Kejaksaan Agung) Cup yang digelar secara Nasional,” Ungkap Djoko Tetuko kepada media ini usai penutupan Piala Pertiwi Kajati Jatim Cup 2024 di Stadion Semeru, Lumajang, Rabu (10/7/2024).
Sepakbola kita secara nasional belakangan terus mendunia sejalan dengan prestasi Indonesia di Piala Asia U-23 di Qatar. Sementara sepak bola wanita, di tanah air sedang stagnan karena ketiadaan kompetisi profesional non reguler yang berdampak pada mandeknya pembinaan di klub-klub sepak bola wanita, sehingga talenta pesepakbola wanita menjadi kehilangan panggung.
Oleh sebab itu, kata Djoko Tetuko, gelaran Pertiwi Kajati Cup Jatim 2024 menjadi angin segar bagi pesepakbola wanita. Sekretaris Asprov PSSI Jatim Djoko Tetuko Abdul Latif pun mengapresiasi pihak-pihak yang menyukseskan Piala Pertiwi Kajatim 2024.
“Berkaitan dengan Hari Bhakti Adhyaksa atau Hari Kejaksaan pada 22 Juli mendatang, kita harapkan Piala Ibu Kajati, dengan titel Pertiwi Kajati Cup Jatim 2024 juga berlanjut penyelenggaraannya,” harap Djoko
Piala Pertiwi ini memantik bahwa kejaksaan terlibat dalam pembinaan sepak bola wanita. Karena kalau menggelar turnamen, jam terbangnya kurang. Dengan kompetisi potensi mereka akan tergali.
Djoko Tetuko lantas membeberkan rencana untuk menggelar kompetisi sepak bola wanita secara rutin. Menurutnya, Piala Pertiwi bisa menjadi kompetisi, bukan sekadar turnamen.
“Dan masyarakat juga berharap ada kelanjutan-kelanjutan (kompetisi) terutama para pesepakbola wanita. Apalagi dalam program nasional (sepak bola wanita) nanti akan menerapkan usia 17 tahun,” jelas Djoko Tetuko.
Menurutnya, federasi mulai menunjukkan tekad nyata untuk menjalankan kompetisi sepak bola wanita. Sebab, dari peringkat FIFA Timnas Sepak Bola Wanita Indonesia mulai merangkak naik.
“(Dengan) timnas sepak bola wanita kita sudah dalam track yang tepat. Mereka masih bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN. Artinya, perkembangan sepak bola wanita cukup positif,” tandasnya. (*)