JAKARTA (WartaTransparansi.com) – Rumah produksi Paramount, yang merilis film “Mean Girls” pada liburan akhir pekan Martin Luther King Jr., memilih untuk tidak memasarkannya secara eksplisit sebagai tontonan menyanyi dan menari, menurut presiden pemasaran global studio tersebut, Marc Weinstock.
“Untuk memulai dengan mengatakan musikal, musikal, musikal , Anda berpotensi mematikan penonton. Saya ingin semua orang sama-sama bersemangat,” katanya, seperti yang ditulis laman Variety, Senin (15/1) waktu setempat.
Film dengan kategori bimbingan orang tua untuk 13 tahun ke atas ini meraih kemenangan dalam debut box office-nya dengan pendapatan 33 juta dolar Amerika selama empat hari akhir pekan.
Namun terlepas dari keunggulan budaya komedi Tina Fey tahun 2004, yang mendorong Lindsay Lohan, Rachel McAdams, dan Amanda Seyfried menjadi bintang, pekerjaan Weinstock menjual dan menghilangkan kebingungan tentang “Mean Girls” kepada massa lebih sulit daripada mencoba menggaet penonton.
Visi Weinstock ingin menjadikan “Mean Girls” yang baru sebagai sentuhan baru dari Tina Fey.
Hal itu karena ada dua kategori penonton yang dituju yaitu penonton yang tumbuh dengan “Mean Girls,” dan penonton yang tidak. Pada promosinya tanggal 3 Oktober, Weinstock merilis seluruh film di TikTok dalam 23 klip terpisah yang membuat non-penggemar mulai menonton dan mengenal dunia “Mean Girls”.
“Ini ialah film dalam dunia ‘Mean Girls’, Kami tidak ingin menyaringnya menjadi satu hal (musikal), karena itu bukan satu hal,” katanya
Ceritanya sama, mengikuti Cady Heron saat dia pindah ke Illinois dari Afrika dan menjelajahi hutan sekolah menengah yang tanpa hukum. Namun membawakan lagu yang diadaptasi dari pertunjukan Broadway menampilkan nyanyian dan tarian. Ini bukan remake atau sekuel, dan ada aktor baru bintang “Sex Lives of College Girls” Reneé Rapp dan aktor “Spider-Man: No Way Home” Angourie Rice memimpin pemerannya yang mewujudkan “Plastics”. (*)